Friday, 03 May 2024

Search

Friday, 03 May 2024

Search

Tawari Pengusaha Beriklan, Transjakarta: Ada 1.000 Bus untuk “Branding”

Direktur Pelayanan dan Pengembangan Transjakarta, Lies Permana Lestari di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).

JAKARTA- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menawari perusahaan-perusahaan swasta untuk beriklan di area komersial baik halte maupun armada bus. Direktur Pelayanan dan Pengembangan Transjakarta, Lies Permana Lestari mengatakan, setidaknya ada 1.000 armada bus Transjakarta ditawarkan kepada pengusaha yang ingin berjualan.

“Untuk bus, itu ada 1.000 yang bisa kita lakukan untuk branding (pengusaha),” ujar Lies di Halte CSW kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).

Lies mengatakan, pengusaha swasta juga dapat memasang iklan di area komersil lain seperti halte transjakarta. Selain itu, ada beberapa halte transjakarta yang saat ini sedang diupayakan memiliki nilai jual.

“Kalau halte saat ini masih ada beberapa yang kita sedang upayakan sebagai nilai jual,” ucap Lies.

Lies sebelumnya mengatakan, produk yang diiklankan di area komersial halte transjakarta berpotensi besar diketahui banyak orang. Sebab, jumlah penumpang transjakarta saat ini mencapai 900.000 orang per hari.

“Per hari, penumpang kami sudah mencapai 900.000. Ini jadi sangat baik potensinya, apabila kami bekerja sama dengan mitra-mitra, mereka akan mendapatkan eksposur yang sangat luar biasa,” kata Lies.

Lies menjelaskan, PT Transjakarta memiliki sejumlah halte dengan fasilitas memadai yang ditawarkan kepada para pengusaha untuk mem-branding produknya.
Selain itu, para pengusaha juga bisa memasang iklan di bus transjakarta. “Potensi sangat baik karena (orang yang melihat iklan) tidak hanya dari penumpang dan pelanggan kami, tapi juga (orang di) sekitar (halte atau yang dilalui bus). Halte kami, bus kami, itu sangat luas cakupannya,” jelas Lies. Sejumlah halte transjakarta yang telah direvitalisasi juga memiliki area retail. Lies berujar, para pebisnis maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa berjualan di area retail itu. “Nanti tenant-tenant itu akan menjadi penambahan fasilitas kepada pelanggan. Contoh, pelanggan haus, bisa minum. Pelanggan lapar, bisa makan. Asal selama tidak di bus,” ujar Lies. ***


Prayan Purba

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media