Sunday, 05 May 2024

Search

Sunday, 05 May 2024

Search

Oknum TNI Ketua RW Bentak Pendeta dan Gebrak Meja, “Saya yang Berkuasa”

Warga bubarkan aktivitas ibadah Umat Kristen di Tambun. (Foto tangkapan layar dari akun Instagram @omheey)

BEKASI – Pendeta Ellyson Lase mengaku dibentak dan diintimidasi ketua RW 027 Desa Mangunjaya yang juga anggota TNI. Pada Mei lalu,  Ketua RW tersebut membentak Ellyson terkait aktivitas umat Kristen di Rumah Doa Fajar Pengharapan, di Perumahan Graha Prima Baru, Blok S2, Tambun, Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Kala itu, Ellyson dan istrinya diminta menghadap ketua RT, ketua RW, dan pemilik rumah yang dijadikan rumah doa. Pertemuan dilakukan untuk mempertanyakan kegiatan yang dilakukan di rumah doa. Ellyson lalu menjelaskan aktivitas yang dilakukan  di rumah doa tersebut. Namun, bukannya memberikan solusi, ketua RW itu justru bertindak arogan.

“Dia kemudian gebrak meja, dia tunjuk-tunjuk saya. Dia marah dan bilang, ‘Ini wilayah saya. Saya yang berkuasa. Ikuti aturan saya. Jangan buat aturan sendiri’,” kata Ellyson menirukan ucapan ketua RW itu, Senin (19/6) malam.

Padahal, saat itu Ellyson menjelaskan aktivitas dia dan jemaatnya di rumah doa tersebut. Ellyson menjelaskan, rumah doa itu dikontrak untuk beribadah. Rumah itu tidak dialihfungsikan menjadi gereja. Di rumah itu, pendeta tersebut hanya memberi pendidikan agama untuk anak-anak yang di sekolahnya tidak mendapat pelajaran Agama Kristen.

“Saya jelaskan secara terperinci dan akurat. Rumah doa sifatnya hanya berdoa saja setiap Minggu di situ dan tidak mendirikan gereja,” kata Ellyson.

Penjelasan Ellyson tidak digubris. Pihak RT dan RW tetap ingin aktivitas di rumah doa dihentikan. Namun, pendeta tetap menolaknya. Ellyson kemudian bertanya, jika umat tidak boleh beribadah seminggu sekali, berapa kali ibadah boleh dilaksanakan dalam satu bulan.

Namun lahgi-lagi  pihak RT dan RW tak memberi jawaban. Pengurus RT dan RW menyatakan hanya ingin aktivitas di rumah doa dihentikan. Setelah Mei, intimidasi kembali terjadi pada Minggu (18/6)  pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Umat digeruduk puluhan warga yang menolak aktivitas mereka.

“Kasus di rumah doa kemarin itu, tiba-tiba di sekitar jam 10.00 WIB, kami sudah di dalam. Ketua RT membawa beberapa orang. Dia masuk ke dalam, sudah sampai di teras. Nah, terus saya tanya ke dia, maksudnya apa,” ujar Ellyson.

Lagi-lagi ketua RT ingin aktivitas di rumah doa dihentikan. Pendeta kemudian menanyakan dasar yang mengharuskan rumah doa ditutup, tetapi ketua RT tetap tak bisa menjelaskannya. Saat itu ketua RT hanya mengatakan bahwa aktivitas di rumah doa harus dihentikan karena ada penolakan dari warga.

“Hanya penolakan, tetapi maksudnya itu tidak terlalu jauh. Pokoknya penolakan tentang pendirian rumah ibadah,” jelas Ellyson.

“Saya sudah menyampaikan dan tekankan, kami tidak mendirikan gereja. Kami hanya kontrak di rumah itu hanya sementara. Pekerjaan saya adalah pendeta. Setiap Sabtu dan Minggu, wajib saya ibadah,” kata Ellyson.

Menurut Ellyson, kegiatan yang baru mereka mulai beberapa bulan lalu itu tidak melanggar ketentuan apa pun. Sebab, pihak rumah doa sudah melapor kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi.

“Bukti-bukti bahwa legalitas kami di rumah doa, kami sudah laporkan ke FKUB dan surat tanda terima sudah kami terima di FKUB. Saya sudah tunjukkan kepada mereka, tapi mereka tidak hiraukan semuanya itu,” ujarnya.

Adapun video penolakan warga soal Rumah Doa Fajar Pengharapan beredar di media sosial. Dalam salah satu video yang diunggah di Instagram, tampak salah satu warga yang mengenakan baju merah berdebat dengan wanita berpakaian hitam. Keduanya tampak bersitegang.

Wanita itu terlihat menjelaskan bahwa rumah doa sudah mendapat izin dari FKUB.

“Kami tidak mendirikan gereja di sini. Kami mengontrak, sebentar lagi pun selesai. Ketua FKUB menyampaikan kalau rumah doa tidak perlu izin,” ucap sang wanita. “Kami tidak bicara izin. IMB yang kami terima itu tempat tinggal. Kami tidak berbicara izinnya,” sanggah pria berbaju merah. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media