Wednesday, 08 May 2024

Search

Wednesday, 08 May 2024

Search

Mantan Karyawan yang Ungkap Masalah Standar Produksi Boeing Ditemukan Tewas

WASHINGTON(IM)– 

Seorang mantan karyawan Boeing yang dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi perusahaannya ditemukan tewas di Amerika Serikat (AS). Boeing menyatakan turut berduka atas hal tersebut.

Dilansir BBC, Selasa (12/3), pria bernama John Barnett itu diketahui telah bekerja untuk Boeing selama 32 tahun. Dia pensiun pada tahun 2017. Beberapa hari sebelum kematiannya, dia telah memberikan bukti dalam gugatannya terhadap perusahaan.

Barnett, yang berusia 62 tahun, diduga tewas karena luka yang ‘ditimbulkan sendiri’ pada 9 Maret. Polisi sedang menyelidiki hal itu.

Sejak tahun 2010, Barnett bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik Boeing di North Charleston yang membuat 787 Dreamliner, sebuah pesawat canggih yang banyak digunakan pada rute jarak jauh. 

Pada tahun 2019, Barnett mengatakan kepada BBC bahwa para pekerja di bawah tekanan sengaja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat di jalur produksi.

Dia juga mengklaim telah menemukan masalah serius pada sistem oksigen pesawat di mana satu dari empat masker pernapasan tidak akan berfungsi dalam keadaan darurat. Dia mengaku khawatir bahwa dorongan untuk membuat pesawat baru berarti memicu proses perakitan yang terburu-buru hingga keselamatan terganggu.

Boeing telah membantah tudingan itu. Barnett kemudian mengatakan bahwa para pekerja telah gagal mengikuti prosedur yang dimaksudkan untuk melacak komponen di pabrik, sehingga menyebabkan komponen yang rusak hilang.

Dia menyebut ada beberapa kasus di mana suku cadang di bawah standar dikeluarkan dari tempat sampah dan dipasang pada pesawat yang sedang dibangun untuk mencegah penundaan pada jalur produksi. Dia juga mengklaim pengujian pada sistem oksigen darurat yang akan dipasang pada 787 menunjukkan tingkat kegagalan sebesar 25%.

Barnett mengatakan dia telah memperingatkan para manajer mengenai kekhawatirannya, namun dia mengklaim belum ada tindakan yang diambil. Boeing pun membantah pernyataan Barnett.

Namun, tinjauan Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2017 membenarkan beberapa kekhawatiran Barnett. FAA menyebut setidaknya 53 bagian yang ‘tidak sesuai’ di pabrik tidak diketahui dan dianggap hilang. Boeing telah diperintahkan untuk mengambil tindakan perbaikan.

Mengenai masalah tabung oksigen, perusahaan tersebut mengatakan bahwa pada tahun 2017 mereka telah ‘mengidentifikasi beberapa botol oksigen yang diterima dari pemasok tidak digunakan dengan benar’. Namun, mereka membantah bahwa ada botol oksigen bermasalah yang dipasang di pesawat.

Setelah pensiun, Barnett memulai tindakan hukum jangka panjang terhadap bekas perusahaan tersebut. Hingga menjelang kematiannya, Barnett sedang berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus tersebut.

Pekan lalu, dia telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri. Barnett juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu lalu, namun tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya.

Dia kemudian ditemukan tewas di mobilnya di tempat parkir hotel. Pengacaranya Barnett menyebut kematian kliennya sebagai sesuatu yang tragis.

“Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” ujar Boeing dalam pernyataannya.

Kematian Barnett ini juga terjadi saat standar produksi di Boeing dan pemasok utamanya Spirit Aerosystems berada di bawah pengawasan ketat. Hal ini menyusul insiden pada awal Januari ketika pintu keluar darurat yang tidak digunakan tiba-tiba lepas dari pesawat Boeing 737 Max tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland.

Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan bahwa empat baut kunci, yang dirancang untuk menahan pintu dengan aman di tempatnya, tidak dipasang. Pekan lalu, FAA mengatakan audit enam minggu terhadap perusahaan tersebut telah menemukan ‘beberapa contoh di mana perusahaan tersebut diduga gagal mematuhi persyaratan kendali mutu manufaktur’. tom

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media