Internationalmedia.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengambil langkah signifikan dengan mengerahkan armada kapal induk USS Gerald R. Ford ke perairan Amerika Latin, meningkatkan tensi di kawasan Karibia. Langkah ini diambil di tengah ketegangan yang meningkat antara AS dengan Venezuela dan Kolombia terkait operasi antinarkotika.
Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, mengumumkan pengerahan kapal induk USS Gerald R. Ford melalui media sosial X pada Jumat (24/10) waktu setempat. Parnell menyatakan bahwa peningkatan kehadiran pasukan AS di wilayah tanggung jawab USSOUTHCOM akan memperkuat kemampuan AS dalam mendeteksi, memantau, dan menghentikan aktivitas ilegal yang mengancam keamanan dan kemakmuran Amerika Serikat serta keamanan di Belahan Barat.

Meskipun Parnell tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai waktu pergerakan kapal induk tersebut, diketahui bahwa USS Gerald R. Ford sebelumnya telah berlayar melalui Selat Gibraltar dan perairan Eropa. Parnell menambahkan bahwa pengerahan USS Gerald R. Ford dan kapal-kapal pendampingnya akan meningkatkan kemampuan untuk menghentikan perdagangan narkotika serta melemahkan organisasi kriminal transnasional.
USS Gerald R. Ford, yang mulai beroperasi pada tahun 2017, adalah kapal induk terbaru dan terbesar di dunia, membawa lebih dari 5.000 personel. Kapal induk bertenaga nuklir ini dapat menampung lebih dari 75 pesawat militer, termasuk jet tempur F-18 Super Hornet dan E-2 Hawkeye, serta dilengkapi dengan persenjataan rudal seperti Evolved Sea Sparrow Missile.
Pengerahan kapal induk ini merupakan bagian dari pengumpulan aset militer AS di kawasan Karibia, termasuk delapan kapal perang Angkatan Laut AS, 10 jet tempur siluman F-35, dan sebuah kapal selam nuklir. Keberadaan aset militer yang semakin banyak di Karibia, terutama di dekat Venezuela, menimbulkan kekhawatiran tentang tujuan akhir Washington, yang dicurigai untuk menggulingkan rezim Presiden Nicolas Maduro.
Pada Agustus lalu, AS menggandakan tawaran imbalan menjadi US$ 50 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, yang dituduh terlibat perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Maduro telah membantah tuduhan tersebut. Sejak awal September, pasukan AS di kawasan tersebut telah melancarkan setidaknya 10 serangan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba, sebagian besar di perairan Karibia, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 40 orang. Pentagon belum memberikan banyak informasi soal serangan semacam itu, namun disebutkan bahwa beberapa yang tewas merupakan warga Venezuela.

