Internationalmedia.co.id – Di tengah upaya gencatan senjata yang rapuh, militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan ke wilayah selatan dan timur Lebanon. Serangan yang menyasar kendaraan di berbagai lokasi ini dilaporkan telah menewaskan sedikitnya dua orang, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan pertama menghantam sebuah mobil di Naqoura, provinsi Tyre, merenggut nyawa satu orang. Serangan kedua menargetkan kendaraan lain di Nabi Sheet, wilayah Baalbek timur, juga menyebabkan satu korban jiwa.

Meskipun kesepakatan gencatan senjata telah berlangsung selama hampir setahun, Israel terus melakukan operasi di Lebanon, dengan dalih menargetkan posisi-posisi kelompok Hizbullah. Namun, militer Israel belum memberikan komentar resmi terkait serangan terbaru ini.
Selain korban jiwa, Kementerian Kesehatan Lebanon juga melaporkan satu orang terluka akibat ledakan sisa-sisa bom di kota Aitaroun, Lebanon selatan. Serangan Israel telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan beberapa serangan mematikan terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Pekan lalu, seorang pelapor khusus PBB menyatakan bahwa serangan mematikan Israel terhadap kendaraan yang diduga sipil di Lebanon dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Israel membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa mereka hanya menargetkan anggota Hizbullah.
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahun lalu, pasukan Israel seharusnya menarik diri dari Lebanon selatan, dan Hizbullah harus mundur ke utara Sungai Litani serta membongkar semua infrastruktur militer di selatan. Namun, Israel masih menempatkan pasukannya di lima titik perbatasan yang dianggap strategis. Di bawah tekanan AS dan kekhawatiran akan eskalasi serangan Israel, pemerintah Lebanon telah bergerak untuk mulai melucuti Hizbullah, sebuah rencana yang ditentang oleh gerakan ini dan sekutunya. Informasi ini dilansir dari internationalmedia.co.id.

