Internationalmedia.co.id melaporkan pernyataan mengejutkan dari Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi. Dalam kunjungannya ke Teheran pekan ini, Grossi mengungkapkan bahwa Iran kini berada sangat dekat dengan kemampuan memproduksi senjata nuklir. Meskipun masih ada langkah yang harus ditempuh, Grossi menekankan bahwa jaraknya sudah sangat dekat.
Pernyataan ini disampaikan Grossi menyusul pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. Sebelumnya, dalam wawancara dengan Le Monde, Grossi menggunakan analogi puzzle untuk menggambarkan situasi ini. Menurutnya, Iran telah memiliki sebagian besar "potongan puzzle", dan tinggal menunggu waktu untuk menyatukannya menjadi senjata nuklir.
Pernyataan ini semakin menegangkan situasi geopolitik, mengingat tuduhan Barat terhadap ambisi nuklir Iran yang selama ini dibantah Teheran. Iran selalu bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai. Namun, Grossi menekankan pentingnya verifikasi, mengatakan bahwa sekadar pernyataan lisan tidak cukup meyakinkan dunia internasional.
Kunjungan Grossi ke Teheran juga bertujuan untuk bertemu dengan kepala badan energi nuklir Iran, Mohammad Eslami. Dalam unggahan di media sosial X, Grossi menyebut pertemuannya dengan Araghchi sebagai pertemuan penting dan menekankan perlunya kerja sama untuk memberikan jaminan kredibel atas sifat damai program nuklir Iran.
Kunjungan ini bertepatan dengan rencana pembicaraan langsung kedua antara Iran dan AS pada Sabtu mendatang, sepekan setelah pertemuan tingkat tinggi pertama mereka sejak AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Kedua pihak menyebut pertemuan pertama sebagai pertemuan yang konstruktif. Namun, pernyataan Grossi menimbulkan pertanyaan besar tentang seberapa konstruktif sebenarnya negosiasi tersebut, mengingat jarak Iran yang semakin dekat dengan kemampuan nuklir.
