Wednesday, 08 May 2024

Search

Wednesday, 08 May 2024

Search

India Sukses Uji Terbang Rudal Agni-5 yang Mampu Bawa Banyak Hulu Ledak Nuklir

NEW DELHI(IM)- India berhasil melakukan uji terbang rudal balistik Agni-5 untuk pertama kalinya. Misil yang dikembangkan di dalam negeri ini mampu membawa banyak hulu ledak nuklir.

“Bangga peluncuran uji terbang pertama rudal Agni-5 yang dikembangkan dalam negeri dengan teknologi Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicle (MIRV),” tulis Perdana Menteri Narendra Modi di X pada hari Senin, yang dilansir AFP, Selasa (12/3).

Teknologi MIRV memungkinkan Agni-5 membawa beberapa hulu ledak nuklir sekaligus, sehingga dapat berpencar dan menghantam target yang berbeda-beda.

Modi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai uji terbang tersebut, namun India sebelumnya telah melakukan uji coba beberapa rudal Agni-5, yang dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) India.

Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengatakan bahwa India telah bergabung dengan kelompok negara terpilih yang mampu memiliki teknologi rudal.

Agni, yang berarti “api” dalam bahasa Sansekerta, adalah nama yang diberikan untuk serangkaian misil yang dikembangkan India sebagai bagian dari proyek pengembangan peluru kendali yang diluncurkan pada tahun 1983.

Meskipun Agni-I dan II yang memiliki jangkauan lebih pendek terutama dikembangkan dengan mempertimbangkan rival tradisional; Pakistan, para analis mengatakan versi selanjutnya dengan jangkauan yang lebih panjang mencerminkan pergeseran fokus India terhadap Tiongkok.

India telah memperdalam kerja sama pertahanan dengan negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam aliansi Quad dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. tom

Inggris Peringkat Kedua Negara Paling Tidak Bahagia di Dunia

LONDON – Inggris dinobatkan sebagai negara paling tidak bahagia kedua di dunia berdasarkan survei yang dilakukan Sapien Labs, yayasan ilmu saraf.

Menurut survei tersebut, kesehatan mental warga Inggris telah merosot sejak pandemi virus corona, dan “belum ada tanda-tanda pemulihan.”

Diterbitkan pekan lalu, laporan tahunan keempat Sapien Labs yang berjudul ‘Mental State of the World’ menilai kesejahteraan mental 419.175 peserta yang mendukung Internet di 71 negara.

Hasilnya memberikan gambaran suram tentang negara-negara berbahasa Inggris. Dari 71 negara yang disurvei, negara-negara Anglophone seperti Inggris, Irlandia, Australia dan Selandia Baru berada di kuartil terbawah, dengan penduduk Inggris yang hanya lebih bahagia dibandingkan penduduk Uzbekistan.

Survei tersebut menempatkan Inggris delapan peringkat di belakang Yaman dan 12 peringkat di belakang Ukraina dalam hal kesehatan mental penduduknya secara keseluruhan.

Sekitar 35% warga Inggris mengatakan kepada Sapine Labs bahwa mereka tertekan atau mengalami kesulitan,  angka ini turun hanya 0,7% sejak tahun lalu, ketika Inggris berada di peringkat terakhir.

Untuk menentukan kesehatan mental setiap negara secara keseluruhan, yayasan ini mengajukan 47 pertanyaan kepada individu mengenai ‘suasana hati dan pandangan,  diri sosial, dorongan dan motivasi, dan kemampuan beradaptasi dan ketahanan,  serta kategori lainnya.

Meskipun Sapien Labs mencatat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini pada dasarnya subjektif, laporan lain juga sampai pada kesimpulan serupa.

Di tengah penurunan bersejarah dalam standar hidup, Kantor Statistik Nasional Inggris menemukan pada November bahwa warga Inggris mengalami penurunan kebahagiaan dan kepuasan pribadi pada tahun yang berakhir pada Maret lalu.

Menurut laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet bulan lalu, sekitar 1,8 juta orang di Inggris saat ini sedang menunggu perawatan kesehatan mental.

Sapien Labs mencatat tingkat kesejahteraan mental di negara-negara berbahasa Inggris anjlok selama pandemi virus corona, dan penurunan ini “terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda pemulihan.”

Lebih jauh lagi, laporan tersebut menemukan kesejahteraan mental lebih rendah di negara-negara di mana makanan olahan biasa dimakan, anak-anak diberikan ponsel pintar pada usia yang lebih muda, dan hubungan antar anggota keluarga lebih jauh.

Negara-negara kaya dan berbahasa Inggris mendapat skor paling tidak baik pada ketiga metrik ini.

Republik Dominika menduduki puncak daftar negara paling bahagia di dunia, disusul Sri Lanka di peringkat kedua, dan Tanzania di peringkat ketiga.

Sepuluh negara teratas adalah negara-negara Afrika, Asia, atau Amerika Latin.

“Pola ini menunjukkan bahwa kekayaan yang lebih besar dan pembangunan ekonomi tidak selalu mengarah pada kesejahteraan mental yang lebih baik,” tulis Sapien Labs dalam laporannya.tom

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media