Internationalmedia.co.id – Kekhawatiran akan konflik bersenjata antara Rusia dan negara-negara Eropa kini menghantui benua biru. Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa mayoritas warga di sembilan negara Uni Eropa meyakini risiko perang dengan Rusia sangat mungkin terjadi.
Survei yang dilakukan oleh kelompok jajak pendapat Cluster 17, dan dipublikasikan di jurnal hubungan internasional Prancis, Le Grand Continent, menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden merasa cemas akan potensi eskalasi konflik. Temuan ini didasarkan pada sampel hampir 10.000 orang dari Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Polandia, Portugal, Kroasia, Belgia, dan Belanda.

Kecemasan ini muncul di tengah perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung sejak 2022, dan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat meluas ke negara-negara lain. Bahkan, seorang jenderal top Prancis, Fabien Mandon, bulan lalu memperingatkan bahwa Rusia sedang mempersiapkan konfrontasi baru pada tahun 2030. Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan bahwa Rusia "siap sekarang juga" jika Eropa menginginkan perang, semakin memperkeruh suasana.
Menurut laporan AFP, survei tersebut mengungkap bahwa 51 persen responden meyakini ada risiko "tinggi" atau "sangat tinggi" bahwa Rusia dapat berperang dengan negara mereka dalam beberapa tahun mendatang. Tingkat kekhawatiran bervariasi di setiap negara. Polandia, yang berbatasan dengan Rusia dan sekutunya, Belarusia, menunjukkan tingkat kecemasan tertinggi, dengan 77 persen responden menganggap risikonya tinggi atau sangat tinggi. Sementara itu, di Prancis dan Jerman, angkanya masing-masing 54 persen dan 51 persen.
Menariknya, mayoritas warga Italia, yaitu 65 persen, justru menganggap risikonya rendah atau bahkan tidak ada. Survei ini juga menyoroti persepsi warga tentang kemampuan negara mereka untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia. Di Prancis, satu-satunya negara dalam survei yang memiliki senjata nuklir, 44 persen responden meyakini negara mereka "cukup" mampu mempertahankan diri. Sebaliknya, mayoritas warga Belgia, Italia, dan Portugal merasa negara mereka tidak mampu mempertahankan diri.
