Internationalmedia.co.id memberitakan rencana pertemuan penting antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela Sidang Umum PBB pekan depan. Rencana ini muncul di tengah eskalasi serangan Rusia di Ukraina yang menewaskan warga sipil.
Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Rusia Jumat malam lalu, menghantam Ukraina dengan sekitar 40 rudal dan 580 drone. Akibatnya, sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan lainnya cedera, menurut pernyataan Zelensky. Presiden Ukraina itu menegaskan akan memanfaatkan pertemuan dengan Trump untuk membahas jaminan keamanan bagi negaranya dan upaya penguatan sanksi terhadap Rusia.

Keinginan Ukraina untuk mendapatkan jaminan keamanan dari Barat guna mencegah agresi Rusia di masa mendatang, mendapat tantangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin bahkan mengancam akan menjadikan pasukan Barat di Ukraina sebagai target serangan. Upaya Amerika Serikat untuk mengakhiri konflik pun menemui jalan buntu, dengan Rusia menolak pertemuan antara Putin dan Zelensky yang dianggap Ukraina sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian.
Zelensky menyatakan bahwa sanksi akan menjadi opsi jika tidak ada pertemuan tingkat pemimpin atau gencatan senjata. Ia juga menegaskan kesiapannya untuk bertemu dengan Putin, baik secara bilateral maupun trilateral, namun hingga kini belum mendapat respon positif. Perundingan damai sebelumnya di Istanbul juga gagal menghasilkan kesepakatan berarti, selain pertukaran tahanan. Rusia tetap bersikeras pada tuntutannya, termasuk penyerahan wilayah Donbas oleh Ukraina, sementara Kyiv menolak konsesi teritorial dan menginginkan pasukan penjaga perdamaian Eropa di negaranya. Moskow menolak usulan tersebut.