Internationalmedia.co.id, Caracas – Pemerintah Venezuela baru-baru ini mengklaim telah berhasil menggagalkan sebuah operasi yang diduga didalangi oleh Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat. Operasi ini disebut-sebut bertujuan untuk memprovokasi konflik bersenjata di kawasan Karibia, meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi antara kedua negara.
Menurut keterangan dari Caracas, operasi tersebut melibatkan kelompok yang menerima pendanaan dari CIA. Kelompok ini diduga merencanakan serangan "bendera palsu" terhadap kapal-kapal perang AS yang ditempatkan di Karibia selatan. Tujuan dari serangan ini adalah untuk menyalahkan Venezuela atas insiden tersebut, sehingga memicu konflik.

Otoritas Venezuela mengklaim bahwa target utama operasi ini adalah USS Gravely, sebuah kapal perang AS yang sedang berlabuh di Trinidad dan Tobago untuk mengikuti latihan militer gabungan. Trinidad dan Tobago, sebuah negara kepulauan yang terletak dekat dengan lepas pantai Venezuela, berada dalam jangkauan tembak dari daratan utama Caracas.
Menteri Dalam Negeri Venezuela, Diosdado Cabello, menyatakan bahwa sebuah sel yang "didanai oleh CIA" berencana menyerang USS Gravely dan menyalahkan Caracas atas serangan tersebut. Cabello menambahkan bahwa empat orang telah ditangkap sehubungan dengan rencana ini.
Pemerintah Venezuela secara rutin menuduh AS mendukung upaya untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Kedatangan kapal perang AS di dekat wilayahnya telah memicu kemarahan Venezuela, yang menyebutnya sebagai "provokasi" dan mengklaim bahwa pengerahan kapal itu "bertujuan untuk memprovokasi perang di Karibia".
Sebagai bagian dari kampanye militer Presiden AS Donald Trump, Pentagon telah mengerahkan beberapa kapal perang ke Karibia dan Teluk Meksiko. Washington juga mengumumkan kedatangan kapal induk USS Gerald R Ford, kapal induk terbesar di dunia, beserta armada pendampingnya.
Venezuela dan beberapa pengamat meyakini bahwa pemerintahan Trump menggunakan pengerahan militer ini untuk menekan pemerintah Caracas dan menggulingkan Maduro, yang tidak diakui oleh Washington sebagai presiden yang sah. Selain meningkatkan pengerahan militer, Trump baru-baru ini mengonfirmasi bahwa dirinya memberikan izin untuk operasi CIA di Venezuela dan mempertimbangkan serangan darat terhadap kartel di negara tersebut.
Sejak September lalu, pasukan AS telah menghancurkan sejumlah kapal yang diduga menyelundupkan narkoba, dan menurut penghitungan internationalmedia.co.id berdasarkan data AS, telah menewaskan sejumlah orang di perairan internasional di kawasan Karibia.

