Saturday, 04 May 2024

Search

Saturday, 04 May 2024

Search

Tragis, YouTuber Irak Dibunuh Oleh Ayahnya Demi Kehormatan

YouTuber asal Irak, Tiba al-Ali, dibunuh ayahnya demi kehormata. (Foto @TIBA99 VIA YOUTUBE)

BAGHDAD – Seorang wanita Irak yang berprofesi sebagai YouTuber dibunuh oleh ayahnya sendiri setelah keduanya bertengkar. Wanita berusia 23 tahun itu dibunuh saat pulang kampung ke Irak dari Turki, negara tempatnya tinggal bersama tunangannya yang kelahiran Suriah.
Seperti dilansir BBC, Kamis (7/9), Tiba al-Ali merupakan seorang YouTuber muda yang ceria dan bersemangat yang dikenal dengan video-video soal hidupnya yang menyenangkan. Dia memulai channel YouTube-nya sejak pindah dari Irak ke Turki tahun 2017 lalu. Saat itu usianya masih 17 tahun.

Bulan Januari lalu, Tiba mudik ke Irak untuk mengunjungi keluarganya, namun dia berujung tewas di tangan ayahnya sendiri. Pembunuhan itu tidak dianggap sebagai pembunuhan yang ‘direncanakan’ oleh pengadilan Irak dan ayah Tiba hanya dijatuhi hukuman enam bulan penjara.Tragis!

Kematian Tiba memicu protes di berbagai wilayah Irak soal undang-undang yang berkaitan dengan apa yang disebut ‘pembunuhan demi kehormatan’. Kasus semacam itu menyoroti bagaimana perempuan diperlakukan di negara di mana sikap konservatif masih dominan.

Sebagai seorang YouTuber, Tiba yang memiliki lebih dari 20.000 subscriber ini — jumlahnya terus meningkat sejak kematiannya — memposting video setiap hari soal gaya hidupnya yang bebas selama tinggal di Turki. Dalam video pada November 2021, dia menuturkan dirinya pindah ke Turki untuk meningkatkan pendidikannya, namun memilih tetap tinggal karena menikmati kehidupan di negara tersebut.

Aayah Tiba yang bernama Tayyip Ali tidak setuju dengan keputusan putrinya pindah ke Turki, juga tidak menyetujui hubungan Tiba dengan tunangannya yang kelahiran Suriah dan tinggal bersamanya di Istanbul.

Diyakini bahwa Tiba terlibat dalam perselisihan keluarga ketika dia mudik ke Irak untuk mengunjungi rumahnya di Diwaniya pada Januari lalu. Laporan menyebut sang ayah mencekik Tiba hingga tewas saat dia tidur pada 31 Januari lalu. Sang ayah kemudian menyerahkan diri ke polisi.

Salah satu anggota pemerintah daerah Irak, di wilayah yang menjadi lokasi Tiba dibunuh, mengatakan sang ayah dijatuhi hukuman penjara singkat pada April lalu.

Setelah pembunuhan Tiba terjadi, ratusan wanita Irak turun ke jalanan untuk memprotes undang-undang (UU) seputar ‘pembunuhan demi kehormatan’. Menurut analisis Kementerian Dalam Negeri, UU Pidana Irak mengizinkan ‘kehormatan’ sebagai mitigasi atas tindak kejahatan yang dilakukan terhadap anggota keluarga.

UU itu memperbolehkan penjatuhan hukuman ringan bagi tindak ‘pembunuhan demi kehormatan’ atas dasar provokasi atau jika terdakwa memiliki ‘motif yang terhormat’.


Salah satu aktivitas hak wanita, Dr Leyla Hussein, mengkritik aturan hukum yang berlaku untuk tindak ‘pembunuhan demi kehormatan’.

“Pembunuhan ini seringkali berakar pada misogini dan keinginan untuk mengontrol tubuh dan perilaku perempuan,” sebutnya saat berbicara kepada BBC.

“Menggunakan istilah ‘pembunuhan demi kehormatan’ dapat merugikan korban dan keluarga mereka. Hal ini memperkuat gagasan bahwa mereka bertanggung jawab atas kematian mereka sendiri, bahwa mereka sendiri yang menanggung akibatnya karena melakukan sesuatu yang salah atau memalukan,” cetusnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan ada 5.000 wanita dan anak perempuan di seluruh dunia yang dibunuh oleh anggota keluarga mereka sendiri setiap tahunnya dalam apa yang disebut sebagai ‘pembunuhan demi kehormatan’.

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media