Anggota parlemen Belanda, Ester Ouwehand, menjadi sorotan setelah aksinya yang cerdas dalam menanggapi protes atas pakaiannya. Internationalmedia.co.id melaporkan, insiden ini terjadi saat sidang parlemen membahas anggaran nasional. Ouwehand, yang mengenakan blus bermotif bendera Palestina, diminta Ketua DPR Belanda, Martin Bosma, untuk mengganti pakaiannya karena dianggap melanggar netralitas parlemen.
Bosma berpendapat bahwa pakaian Ouwehand, yang menampilkan warna bendera Palestina, merupakan pernyataan politik yang tidak sesuai dengan aturan. Ouwehand membantah, mengatakan tidak ada aturan yang melarang pakaian dengan warna merah, hijau, putih, dan hitam. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas terhadap warga Palestina, khususnya mereka yang rentan di Gaza.

Namun, ia akhirnya meninggalkan ruangan untuk berganti pakaian. Bukannya mengenakan pakaian netral, Ouwehand kembali dengan kemeja merah muda berbintik hitam dan celana hijau— sebuah representasi dari semangka. Semangka, menurut laporan internationalmedia.co.id, merupakan simbol solidaritas terhadap Palestina, muncul setelah larangan pengibaran bendera Palestina oleh pemerintah Israel pada Perang Enam Hari tahun 1967. Dengan cara ini, Ouwehand tetap menyampaikan dukungannya pada Palestina tanpa secara langsung melanggar aturan berpakaian parlemen. Langkah cerdas ini pun menuai perhatian luas.