Saturday, 04 May 2024

Search

Saturday, 04 May 2024

Search

Saraf Kejepit dan Skoliosis Kini Dapat Ditangani Teknologi Robot di Indonesia

JAKARTA- Teknologi kedokteran di Indonesia semakin canggih dan maju. Ini terbukti dengan kedatangan robot operasi navigasi tulang belakang yang berasal dari Amerika Serikat dan hanya ada di Indonesia untuk wilayah se-Asia Tenggara.

Teknologi robot navigasi operasi ini digunakan untuk membantu dokter melakukan operasi saraf kejepitskoliosis derajat ringan hingga kompleks, dan yang berhubungan dengan tulang belakang.

Salah satu dokter asal Indonesia yang memiliki lisensi operasi robotik untuk tulang belakang memiliki nama panjang dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine. Ia merupakan dokter spesialis tulang belakang, yang menuntaskan studi kedokteran subspesialisnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang dilanjutkan dengan pendidikan internasional di beberapa negara seperti, Singapura, Korea dan Jerman.

dr. Rizki Gatam memiliki keahlian pada penanganan saraf kejepit atau HNP dan operasi skoliosis derajat ringan hingga kompleks.

Saraf kejepit memiliki beragam penyebab, namun yang paling sering terjadi adalah kasus jepitan dari bantalan ruas tulang belakang, atau biasa disebut Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Area yang biasanya terdampak adalah ruas tulang belakang bagian leher dan pinggang.

Ciri dan gejala penyakit saraf kejepit atau HNP sangat khas, yaitu adanya nyeri yang menjalar dari leher sampai ke tangan, terasa kebas, kesemutan, terasa terbakar, hingga sensasi kesetrum, yang sifatnya terus-menerus dan tidak hilang dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa orang merasakan seperti gejala salah bantal, setiap hari.

Apabila saraf yang kejepit pada bagian pinggang, maka nyeri akan menjalar sampai paha, bahkan bisa sampai jari kaki terasa kebas, kesemutan, sulit berjalan hingga sering mengompol atau sulit menahan buang air kecil.

Dokter biasanya akan melihat sumber jepitan melalui MRI tulang belakang, dan apabila sudah menunjukkan keparahan, maka akan ditawarkan operasi saraf kejepit, baik melalui metode endoskopi ataupun robotik.

“Biasanya, operasi menggunakan tekonologi robot navigasi tulang belakang ini disarankan untuk jenis saraf kejepit yang membutuhkan pemasangan implan atau bantalan artifisial, sedangkan untuk operasi skoliosis, robot navigasi operasi akan membantu saya mengarahkan penempatan implan atau screws secara akurat hingga 99%, dan tentunya menghindari terjadinya pendarahan maupun kelumpuhan, sehingga operasi skoliosis menjadi lebih aman,” jelas dr Rizki.

Dokter yang memiliki hobi menyelam dan kickboxing ini menjelaskan, tidak semua operasi saraf kejepit harus menggunakan teknologi robotik. Apabila saraf kejepit tergolong ringan, dapat ditangani dengan metode operasi endoskopi minim sayatan.

“Kita hanya melakukan sayatan selebar 0,8 cm, lalu kita masukan pipa sebesar sedotan untuk menjadi jalur ke bantalan tulang yang menjepit saraf. Metode ini disebut PELD, BESS dan efektif untuk saraf kejepit ringan hingga sedang, tanpa pemasangan bantalan disc artifisial implan. Tindakan operasi ini tergolong aman. Pasien tertua yang pernah saya operasi PELD berusia 92 tahun dan dapat beraktivitas ringan kembali, seperti berjalan 1-2 hari setelah operasi,” kata dokter yang berpraktik di Eka Hospital BSD, RS Premier Bintaro dan RSUP Fatmawati ini.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media