Saturday, 04 May 2024

Search

Saturday, 04 May 2024

Search

Sahur Keliling Bersama Ibu Sinta Nuriyah, Ketum MATAKIN Bangga Umat Khonghucu Ikut Sahur Keliling Sejak Awal

Sinta Nuriyah Wahid berfoto bersama Ketum MATAKIN dan tokoh lainnya.

KARAWANG—-Ketua Umum MATAKIN, Xs. Budi S. Tanuwibowo mengikuti  sahur bersama Dr. (H.C) Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum, Ibu Negara Presiden RI keempat RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diselenggarakan  MATAKIN bersama Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Karawang di Kelenteng Kwan Tee Koen Karawang, Jumat (4/4) dini hari.

Atraksi barongsai di halaman kelenteng menyambut kedatangan Sinta Nuriyah Wahid dan rombongan.

Dalam pelaksanaan sahur bersama bertajuk “Puasa adalah Perisai terhadap Keserakahan dan Kemungkaran” dihadiri juga oleh jajaran Forkompinda setempat diantaranya Bupati Karawang, Kapolres Karawang, Dandim 0604 Karawang, Ketua Kemenag Karawang, FKUB Karawang.

Sinta Nuriyah Wahid, Ketua Umum MATAKIN dan jajaran beserta para Forkompimda Karawang menyanyikan Ya Lal Wathon.

Tampak hadir juga Wakil Ketua Umum MATAKIN, Ws. Wawan Wiratma, Ketua MAKIN Karawang Herry Wiratma, Ketua MATAKIN bidang Dana Gianti Setiawan.

Tak hanya Forkopimda dan Pejabat, kegiatan ini juga dihadiri sekitar 200 masyarakat Karawang dan sekitarnya dari berbagai komunitas seperti Jaringan Gusdurian, komunitas tukang becak, tukang ojek dll” kata Ketua Panitia dr. Julia Kurniawati

Sahur bersama diawali dengan pembacaan ayat suci Al-quran kemudian dilanjutkan dengan sambutan selamat datang oleh Bupati Karawang , H. Aep Syaepuloh.

         Dalam Tausiyahnya, Sinta Nuriyah mengatakan seperti biasanya, dirinya selalu sahur keliling dengan mengajak kaum dhuafa dan Marginal dimulai sejak ketika Gus Dur menjadi Presiden RI.

“Saya terbiasa  melakukan sahur keliling dengan mengajak para kaum dhuafa, kaum marginal fakir miskin dan yang paling setia menemani sejak pertama hingga sekarang yakni Keuskupan Agung Jakarta dan MATAKIN,” ucapnya.

Suasana Sahur bersama Sinta Nuriyah Wahid di aula Kelenteng Kwan Tee Koen, Karawang.

“Saya juga bangga karena saya yakin di sini berkumpul tidak hanya berbagai suku bangsa tapi juga berbagai agama, tapi walaupun dari latar belakang yang berbeda pada hakikatnya kita adalah saudara satu nusa satu bangsa,” lanjut Sinta.

“Jadi tidak pantas sesama saudara sebangsa kita saling menjelekan, saling gontok-gontokan dan cakar-cakaran hanya karena kita berbeda pandangan politik dan perebutan kekuasaan tidak boleh dijadikan alat pemecah belah kerukunan bangsa ini,” tambahnya.

        Sementara itu Ketua Umum MATAKIN, Xs. Budi S. Tanuwibowo dalam wawancara terpisah membenarkan apa yang disampaikan Sinta Nuriyah dalam tausiyahnya bahwa MATAKIN selalu setia menemani sahur keliling.

“Saya membenarkan dan berterima kasih terhadap apa yang tadi disampaikan Ibu Sinta dalam Tausiyahnya, MATAKIN selalu membersamai Ibu Sinta sejak awal kegiatan sahur keliling diadakan sampai sekarang tanpa sekalipun absen,” ujarnya.

Sahur keliling mulai dijalani sejak Gus Gur menjadi Presiden pada 20 Oktober 1999, tepatnya 9 Desember 1999 mulai Ramadhan 1420 H hari pertama. 

“Begitu Gus Dur dilantik sebagai Presiden, saat itu Ibu Sinta yang kala itu  menjadi Ibu Negara menggalang program sahur keliling ke seluruh pelosok tanah air untuk menyapa kaum dhuafa dan kaum marginal,” tambahnya.

“Mengapa yang dipilih sahur, bukan saat berbuka? Pertama karena momen berbuka puasa sudah banyak pihak yang terketuk hatinya untuk membantu. Kedua karena Ibu Sinta ingin mengajak berpuasa, karena dengan sahur artinya umat Muslim memulai berpuasa, sedangkan berbuka sama dengan mengakhiri berpuasa,” pungkas Budi. ***

Sukris Priatmo

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media