Thursday, 02 May 2024

Search

Thursday, 02 May 2024

Search

Pria Mabuk Satroni Makam Lenin, Curi Jasad Pendiri Uni Soviet Itu

Jenazah Vladimir Lenin yang diawetkan dipajang di mausoleum di Moskow, Rusia.

Seorang pria “mabuk” berusaha menerobos masuk ke Mausoleum Vladimir Ilyich Lenin di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, kemudian mencoba mencuri jasad pendiri Uni Soviet itu. Namun upaya pria tersebut berhasil digagalkan dan kini ia ditahan oleh polisi Moskow.

Polisi mengatakan,  pria, yang namanya tidak disebutkan itu, telah mengitari Mausoleum pada Minggu (5/2) malam. Ia berusaha membuka pintu tak lama setelah tengah malam.  Dia bertingkah aneh, mengatakan sesuatu tentang “membangunkan” Lenin dan tampak mabuk, sehingga pihak berwenang memanggil ambulans.

Menjawab pertanyaan polisi, tersangka mengakui niatnya untuk mencuri jenazah Lenin dari makam tersebut, namun tidak dapat menjelaskan alasannya. Dia kemudian dirujuk untuk menjalani evaluasi psikiatri.

Pria itu “berjalan di sepanjang Lapangan Merah dan mencoba menerobos pintu masuk, tetapi ditahan,” kata Layanan Perlindungan Federal (FSO), yang bertugas menjaga Kremlin, dalam sebuah pernyataan tentang insiden tersebut, sebagaimana dilansir RT. FSO juga mengonfirmasi bahwa tersangka berada dalam “keadaan mabuk alkohol”.

Mausoleum itu dibangun pada 1930 di sepanjang dinding Kremlin yang menghadap ke Lapangan Merah untuk memajang jenazah Lenin yang telah dibalsem secara terbuka. Lenin, yang lahir sebagai Vladimir Ilyich Ulyanov adalah revolusioner Komunis yang mendirikan Uni Soviet dan meninggal pada 1924.

Makam Lenin adalah tujuan wisata utama di Moskow dan ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1990. Namun, ada seruan untuk menutupnya dalam beberapa tahun terakhir, yang dipelopori oleh Gereja Ortodoks Rusia. Jajak pendapat 2020 menunjukkan 40% orang Rusia lebih suka menguburkan Lenin di tempat lain, dengan hanya 22% yang senang dengan lokasi Lapangan Merah. Pada 2021, Kremlin mengatakan tidak memiliki rencana untuk memindahkan jenazah Lenin, dengan mengatakan ada masalah yang lebih penting untuk ditangani oleh pemerintah Rusia. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media