PARIS-Kediaman seorang walikota di pinggiran Paris, Prancis menjadi sasaran kerusuhan yang sudah berlangsung selama berhari-hari. Bahkan istri dan anak dari walikota ikut terluka dalam insiden tersebut.
Rumah milik Walikota L’Haÿ-les-Roses, Vincent Jeanbrun menjadi bulan-bulanan massa pada Minggu dini hari (2/7).
“Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Twitter, Jeanbrun menyebut serangan tersebut sebagai upaya pembunuhan lantaran perusuh menabrakan mobil ke rumahnya dan berusaha membakarnya.
Pada pukul 1.30 dini hari, ketika saya berada di balai kota seperti tiga malam terakhir, orang-orang menabrakan mobil mereka ke tempat tinggal saya sebelum membakarnya untuk membakar rumah saya, di mana istri dan dua anak saya yang masih kecil tidur,” kata Jeanbrun.
Ketika berusaha melarikan diri, Jeanbrun mengatakan, istri dan salah satu anaknya terluka.
Kerusuhan di Prancis telah berlangsung sejak Selasa (26/6), ketika seorang remaja 17 tahun keturunan Aljazair-Maroko, Nahel Merzouk ditembak mati oleh polisi di Nanterre, pinggiran Paris.
Kematian Nahel telah memicu kemarahan publik dan perdebatan mengenai rasisme struktural di tubuh kepolisian.
Data dari Kementerian Dalam Negeri menunjukkan lebih dari 700 orang ditahan di seluruh Prancis dalam semalam. Angka itu menambah lebih dari 1.300 orang yang ditahan pada malam sebelumnya.
