Saturday, 04 May 2024

Search

Saturday, 04 May 2024

Search

Miliader George Soros Serahkan Kerajaan Bisnis Rp 370 T ke Anaknya

George Soros dan anaknya, Alex.

Miliarder AS George Soros telah menyerahkan kerajaan bisnis dan lembaga amal miliknya senilai US$25 miliar atau sekitar Rp370 triliun, kepada putranya, Alex. Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, investor kelahiran Hungaria itu mengatakan putranya telah “berhasil”.

Sejak 1990-an kekayaan keluarga Soros diarahkan untuk mendukung pembangunan demokrasi di puluhan negara. George Soros juga merupakan salah satu donor terbesar untuk Partai Demokrat AS.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mantan manajer hedge fund berusia 92 tahun itu telah menjadi fokus konspirasi anti-Semit.

Juru bicara Soros mengonfirmasi kepada BBC rincian wawancara yang diterbitkan pada Minggu.

Siapa Alex Soros?

Alex, lulusan sejarah berusia 37 tahun, adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ia adalah satu-satunya anggota keluarga Soros yang duduk di komite investasi Soros Fund Management, yang menurut Wall Street Journal mengelola US$25 miliar (senilai Rp370 triliun) milik keluarga mereka dan lembaga amal.

Alex mengambil alih Open Society Foundations (OSF) sebagai ketua pada Desember dan juga bertanggung jawab atas “Super PAC” ayahnya, yang merupakan mekanisme di AS untuk mengarahkan dana ke partai politik.

Walaupun secara umum mereka memiliki pandangan politik yang sama, Alex mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa dia “lebih politis” daripada ayahnya.

Alex juga mengatakan akan berkampanye melawan upaya pencalonan Donald Trump yang menginginkan masa jabatan kedua sebagai presiden AS.

“Seingin-inginnya saya ingin mendapatkan uang dari politik, selama pihak lain melakukannya, kami juga harus melakukannya,” kata Alex Soros.

Alex Soros adalah penggemar hip-hop dan tim sepak bola Amerika New York Jets, yang dikenal memiliki kehidupan sosial yang glamor. Dia diketahui kerap menghadiri pesta selebriti di Cannes dan Hamptons.

Dia juga telah melakukan perjalanan ke wilayah terpencil Amazon dan bergabung dengan dewan kelompok kampanye hak asasi manusia, Global Witness.

“Pihak kami harus lebih baik untuk menjadi lebih patriotik dan inklusif,” katanya kepada surat kabar itu. “Hanya karena seseorang memilih Trump bukan berarti mereka tersesat atau rasis.”

Menurut Alex, Open Society Foundations akan mengejar tujuan yang sama seperti saat dipimpin ayahnya. Yayasan itu tetap mendukung kebebasan berbicara, reformasi peradilan pidana, hak minoritas dan pengungsi, serta mendukung politisi liberal.

Namun, dia juga ingin memasukkan inisiatif hak suara, aborsi, dan kesetaraan gender sambil mengejar agenda yang lebih berfokus pada AS. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media