Thursday, 02 May 2024

Search

Thursday, 02 May 2024

Search

Mayoritas Pasien Cacar Monyet di Indonesia Diidap Biseksual

JAKARTA (IM)— Indonesia mencatatkan sejumlah penularan penyakit cacar monyet (monkeypox) belakangan. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kebanyakan dari pasien yang tertular dan menularkan merupakan pelaku seks beresiko.

Kementerian Kesehatan mencatat ada tujuh kasus penularan yang terdeteksi. Dari jumlah itu, enam pasien di antaranya juga merupakan ODHIV dan memiliki orientasi biseksual.

“Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, lewat keterangannya, Senin (23/10).

Maxi mengatakan, pasien monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan. Hal itu kemudian diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Menurut dia, semua kasus monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Di mana, kasus-kasus itu tercatat berasal dari Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Grogol Petamburan, dan Kembangan yang masing-masing berjumlah satu kasus. Sementara dua kasus tercatat berada di Setiabudi.

Data yang sama juga menunjukkan, seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Menyusul penambahan kasus tersebut, Maxi mengatakan, Kemenkes bergegas melakukan upaya penanggulangan. Setidaknya ada tiga upaya yang dilakukan, yakni upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.

“Terapeutik dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien,” jelas dia.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox, terutama pada populasi yang paling beresiko. Kriteria penerima vaksin monkeypox adalah laki-laki yang dalam dua pekan terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.

Vaksinasi monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang. Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Maxi mengungkapkan, saat ini seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna. Untuk saat ini para pasien berada dalam kondisi baik dan stabil. Kemenkes memantau perkembangan mereka secara ketat dan terus-menerus.

“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” ujar Maxi.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan kasus cacar monyeti Indonesia bertambah menjadi delapan kasus. Kasus tersebut terdeteksi di DKI Jakarta. “Update monkeypox DKI Jakarta per 23 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB terdapat kasus positif total 8 orang,” kata Ngabila saat dikonfirmasi pada Senin (23/10). 

Kemudian, ia menjelaskan satu kasus agustus pada 2022 dinyatakan sembuh,  satu kasus 13 Oktober 2023 isolasi di Rumah Sakit (RS), lalu satu kasus pada 19 Oktober 2023 juga isolasi RS dan lima kasus pada 21 Oktober 2023 isolasi di RS. 

Ngabila menambahkan sembilan orang yang menjadi suspek monkeypox telah menjalani pemeriksaan di laboratorium PCR. Selain itu, terdapat satu orang probable atau menampakkan gejala monkeypox namun belum dilakukan tes PCR. 

Lalu sebanyak tiga orang yang sebelumnya berstatus sebagai suspek dinyatakan negatif monkeypox. Ngabila mengingatkan monkeypox penularannya melalui droplet berupa dahak, bersin dan liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh dan kontak seksual. “Masa inkubasi cukup panjang dari tertular sampai muncul gejala bisa 3 sampai 21 hari tersering 6 sampai 10 hari. Masyarakat jangan panik akan tetapi perlu waspada,” kata dia. 

Ia menambahkan jika menemukan gejala monkeypox seperti demam, lenting isi air, luka pada kulit apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, selangkangan dan lipat paha segera datang ke fasilitas kesehatan semua puskesmas dan RS untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. “Untuk kontak erat dari kasus positif juga dilakukan pemeriksaan laboratorium segera untuk deteksi dan pengobatan dini,” kata dia.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi hal tersebut.menyatakan akan membentuk tim pelacak terkait penularan cacar monyet di Jakarta. 

“Saya tugaskan Bu Dinas Kesehatan (Dinkes DKI) bikin tim untuk tracing kasus (monkeypox). Ketemu (kasus baru) salah satunya karena tracing,” kata Heru di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat pada Senin (23/10).

Kemudian, ia melanjutkan sudah berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) terkait kasus monkeypox. Sehingga ia yakin dapat mengatasi kasus yang terdeteksi di Jakarta. “Saya komunikasi ketat dengan Pak Menkes. Jadi detail peristiwanya, detail tracingnya kami paham. Saya tahu,” kata dia.tom

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media