Saturday, 04 May 2024

Search

Saturday, 04 May 2024

Search

Mahasiswa UMM Kembangkan Alat Kontrasepsi dari Buah Leunca

JAKARTA(IM)–  Buah leunca ternyata tidak hanya bermanfaat sebagai penambah selera makan. Buah ini ternyata dapat dimanfaatkan menjadi alat kontrasepsi seperti dalam penelitian yang dilakukan sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

Perwakilan mahasiswa, Adinda Shakira Pundi Laras menyatakan, saat ini variasi produk alat kontrasepsi bagi pria masih terbilang minim terutama yang dapat digunakan secara praktis. Hal ini menginspirasi Adinda bersama timnya menciptakan alat kontrasepsi nabati menggunakan formula tansdermale patch berbahan dasar buah leunca. Alat ini dinilai mampu menjadi antifertilitas nabati bagi individu. 

Adinda mengatakan, penggunaan alat kontrasepsi nabati ini mudah dan sederhana. Alat hanya perlu ditempelkan ke bagian tubuh tertentu dan membiarkan zat meresap ke dalam tubuh. 

“Tak butuh waktu lama, inovasi ini mampu memberikan efek terhadap penurunan jumlah rata-rata spermatozoa pada seorang laki-laki,” katanya. 

Formula tansdermale patch yang digunakan merupakan media menghantarkan obat melalui kulit. Dikombinasikan dengan beberapa bahan lainnya seperti HPMV-PVP dengan bahan aktif ekstrak etanol daun binahong memungkinkan produk memiliki elastisitas yang baik serta mampu menyerap air. Mahasiswa  yang saat ini menempuh pendidikan di program studi farmasi tersebut juga menjelaskan, penggunaan alat ini relatif aman dsn sederhana.

Menurut dia, bahan-bahan tersebut dipilih karena banyak membawa manfaat. Beberapa  di antaranya mudah dilepaskan, menghindari degradasi obat di saluran pencernaan, praktis dan nyaman. Kemudian juga mudah dihilangkan apabila ditemukan efek negatif dalam penggunaan. 

Pemilihan buah leunca juga tak lepas dari penemuan bahwa buah tersebut telah terbukti secara ilmiah mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid, serta solasodin. Senyawa ini dapat memengaruhi spermatogenesis karena menekan sekresi hormon reproduksi yang diperlukan selama proses reproduksi. 

Pemilihan bahan dan media ini diharapkan mampu secara efektif meningkatkan partisipasi laki-laki dalam menunda kehamilan dan kelahiran anak. “Dengan demikian, secara sistemik mampu menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia yang dalam jangka panjang juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas penduduk di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika. 

Saat ini, kata dia, pengembangan produk alat kontrasepsi nabati telah melewati berbagai proses, mulai dari uji pH, uji kelembaban, dan berbagai proses lainnya. Adinda mengatakan, produk tersebut sudah 90 persen rampung dan baru akan diujicobakan ke kalangan terdekat terlebih dahulu. 

Di samping itu, timnya saat ini masih berfokus pada produksi dan penggunaan untuk lingkup terdekat terlebih dahulu. Namun, tidak menutup kemungkinan dalam pengembangannya, produk ini dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas. Dengan demikian, manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media