Sunday, 05 May 2024

Search

Sunday, 05 May 2024

Search

Kenali Wasting, Gizi Buruk pada Anak Selain Stunting

JAKARTA(IM)-Persoalan gizi buruk pada anak di Indonesia masih mengemuka dan menjadi titik perhatian berbagai pihak. Masalah kesehatan ini dapat dilihat dari hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang mencatat bahwa sebanyak 21,6 persen balita mengalami stunting dan 7,7 persen balita mengalami wasting.

Jika selama ini awam sudah familiar dengan istilah stunting problem lain yang tak kalah serius mengenai gizi buruk adalah wasting. 

Sebagaimana diinformasikan dalam laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah. 

Lalu apa perbedaannya dengan stunting?

Dokter Spesialis Anak RSIA Tumbuh Kembang Depok Miza Afrizal, SpA menjelaskan, Wasting berbeda dengan Stunting. Bila Stunting bicara tentang tinggi badan, sedangkan Wasting bicara soal berat badan. 

“Tidak seperti Stunting yang prosesnya kronis sampai kejadian, wasting ini bisa saja terjadi dalam waktu yang lebih singkat. Misal, anak sakit, diare, muntah-muntah. Lalu bisa juga karena asupan kalori jauh dibawah kebutuhan anak,” jelasnya.

Pentingya perhatian terhadap Wasting mendorong produsen multivitammin anak, Sakatonik ABC terus mengampanyekan pemenuhan kebutuhan multivitamin untuk anak-anak di usia pertumbuhan dan pada masa penyembuhan setelah sakit. 

Hal itu juga dibarengi dengan upaya edukasi dam kampanye aktif menekan angka gizi buruk di Indonesia, termasuk wasting yang masih belum banyak diketahui oleh khalayak. Dengan mensosialisasikan mengenai wasting, harapannya, para Ibu dapat memaksimalkan tumbuh kembang anak-anak mereka.

“Persoalan wasting tidak dapat dianggap sepele karena jika penanganannya terlambat dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Untuk mengantisipasi hal ini, tentunya orangtua perlu dibekali pengetahuan mengenai apa itu wasting untuk mengenali gejalanya dan bagaimana cara mengantisipasinya,” imbuh Miza.

MIza menyebutkan sejumlah hal yang diperlukan untuk mencegah terjadinya wasting. Pertama, berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan kalori harian anak, ingat utamakan protein hewani seperti daging, ayam, ikan dan lain-lain. 

Kedua, berikan makanan yang berkualitas dan terjaga kebersihannya agar  nutrisinya lengkap. Jika diperlukan berikan suplementasi vitamin tambahan. Ketiga, cek berkala berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak. 

“Idealnya satu bulan sekali hingga anak berusia dua tahun dan minimal tiga bulan sekali untuk anak di atas dua tahun. Tak lupa juga untuk mengecek apakah status imunisasi anak sudah lengkap sesuai umurnya,” jelasnya.

Setelah mengetahui apa itu wasting dan bagaimana cara pencegahannya, para orangtua dapat melakukan upaya-upaya antisipasi agar anak-anak mereka terhindar dari wasting.

Selain pemenuhan nutrisi, untuk tetap dapat menjaga kesehatan anak dapat juga dilakukan dengan memberikan multivitamin tambahan secara rutin bila diperlukan,  agar nafsu makan tetap terjaga sehingga meningkatkan sistem imun mereka. 

Dengan daya tahan tubuh yang baik, tentunya anak juga memiliki kesempatan untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Sakatonik ABC multivitamin anak-anak dalam bentuk tablet hisap yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh anak hadir untuk memberikan dukungan kepada anak-anak Indonesia sehingga dapat menjadi anak-anak unggul, sehat, dan bahagia. 

“Dengan kandungan vitamin A, B, C, D, dan E, Sakatonik ABC dapat membantu menjaga kesehatan anak-anak dan membantu memenuhi kebutuhan multivitamin untuk anak-anak di usia pertumbuhan dan pada masa penyembuhan setelah sakit,” tulis Sakatonik ABC dalam keterangannya.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media