Internationalmedia.co.id – Di tengah gencatan senjata yang seharusnya masih berlaku, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan udara ke Gaza. Serangan ini dilaporkan oleh Badan Pertahanan Sipil Gaza, yang menyatakan bahwa setidaknya tiga serangan udara menghantam wilayah Palestina.
"Pendudukan kini membombardir Gaza dengan setidaknya tiga serangan udara meskipun ada perjanjian gencatan senjata," kata juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, kepada AFP, Rabu (29/10/2025). Saksi mata juga mengkonfirmasi adanya ledakan, namun belum ada informasi mengenai korban jiwa.

Serangan ini terjadi setelah Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata. Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa Netanyahu telah menginstruksikan militer untuk segera melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza setelah melakukan konsultasi keamanan.
Israel menuduh Hamas berbohong tentang keberadaan jenazah sandera yang tersisa dan melakukan penggalian yang direkayasa. Kementerian Luar Negeri Israel menyebut tindakan Hamas sebagai penyiksaan dan pelanggaran yang membahayakan gencatan senjata.
Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menuduh Israel menghalangi upaya pemulangan jenazah tawanan Israel. Hamas mengatakan bahwa Israel mencegah masuknya mesin berat ke Gaza dan menghalangi akses tim pencari, termasuk personel Palang Merah, ke area-area penting.
"Menanggapi hal ini, kami menyerukan kepada para mediator dan pihak penjamin untuk memikul tanggung jawab mereka dalam menghadapi hambatan serius ini," kata Hamas.
Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan kelanjutan gencatan senjata dan potensi eskalasi konflik lebih lanjut. Pihak-pihak terkait diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan dan menghindari jatuhnya korban sipil lebih banyak.

