Sunday, 19 May 2024

Search

Sunday, 19 May 2024

Search

Gelar Forum Interaktif, Perhimpunan INTI Dan Yunnan Academy Of Social Sciences Tingkatkan Kerja Sama Antara Rakyat Indonesia Dan Tiongkok

Kedua belah pihak berfoto bersama.

JAKARTA—Deputy Director dan peneliti Yunnan Academy of Social Sciences Hou Sheng, Deputy Director of the International Academic Exchange Center of Yunnan Academy of Social Sciences dan peneliti Zhao Shulan, Associate Researcher Institute of Ethnology of Yunnan Academy of Social Sciences Yang Yang, Deputy Director of the Office of Yunnan Academy of Social Sciences Deng Honglin, Section Chief of the Open Office of the School Office of Yunnan Academy of Social Sciences Wang Yanting, Research Intern at the International Academic Exchange Center of Yunnan Academy of Social Sciences Dong Qingqing, Jumat (12/5) mengunjungi kantor sekretariat Perhimpunan INTI (Indonesia Tionghoa) di MGK Kemayoran, Jakarta.

Para pembicara forum interaktif.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh Ketua Umum INTI Teddy Soegianto, Waketum Huang Cai Li, Anggota Dewan Pengawas Budi S Tanu Wibowo, Sekjen Ye Zhan De, Penasehat Tan Zi Qiang, Huang Miao Xiong dan lainnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Li Jianqiao, mantan Wagub Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya, Dosen Universitas Pertahanan Indonesia dan Institut Pertanian Bogor Profesor Ma, Lin Wan Liang, Guru Chen Mei Zhi, Jiang Wen Xian, Guru Zhao Xiaomo, Lai Jianwen, Phd, Li Bin Guang , Huang De Xing, Huang Yong Ping, Weng Hua Ling dan tokoh lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Teddy Sugianto menyambut hangat delegasi yang dipimpin Deputy Director Hou Sheng.

Teddy Sugianto berharap dapat berinteraksi dan bekerja sama di bidang humaniora, pendidikan, ekonomi dan perdagangan serta bidang lainnya dengan Perhimpunan INTI.

“Agar dapat meningkatkan sikap saling memahami. Semoga kegiatan interaktif kali ini berlangsung sukses dan membuahkan hasil yang baik,” imbuhnya.

Hou Sheng (tengah) seusai menyerahkan cenderamata kepada Christiandy Sanjaya (keempat dari kiri) berfoto bersama Huang Cai Li, Teddy Sugianto  dan anggota Yunnan Academy of Social Sciences dan Huang Xian An (paling kiri).

Hou Sheng dalam pidatonya mengatakan Yunnan Academy of Social Sciences di Kunming, Lembaga Penelitian Asia Selatan dan Asia Tenggara menyelenggarakan penelitian ilmu sosial, meningkatkan perkembangan ilmu sosial, filsafat dan ilmu sosial. Perguruan tinggi ini memiliki lebih dari 180 profesor/doctor merupakan sebuah lembaga think tank provinsi yang mempelajari penelitian sosial dan ekonomi serta penuh dengan bakat.

 “Ini adalah pertama kalinya dirinya mengunjungi Indonesia dan mengunjungi Perhimpunan INTI. Terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan. Sejak Tiongkok mengajukan gagasan Belt and Road, interaksi ekonomi perdagangan dan budaya Tiongkok-Indonesia semakin mendalam. Presiden Xi Jinping juga meninjau kondisi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Saat ini, investasi perusahaan Tiongkok di Indonesia juga meningkat,” ujarnya.

Teddy Sugianto (ketiga dari kanan), Huang Cai Li (kelima dari kiri) berfoto bersama Jiang Wen Xian, Huang Miao Xiong, guru Chen Mei Zhi, Huang Xian An, Budi S Tanu Wibowo, Christiandy Sanjaya, Prof Ma, Tan Ziqiang, Li Jianqiao dan Lin Wan Liang.

Ada pun kunjungan pihaknya ke Indonesia adalah untuk kepentingan penelitian. Hal-hal yang menjadi perhatian tim peneliti mereka antara lain (pertama) Sejak RCEP diberlakukan awal tahun ini, peningkatan ekonomi dan perdagangan hubungan antara berbagai wilayah di Tiongkok, termasuk Provinsi Yunnan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Ada sejumlah hal yang dapat diperkuat dalam hubungan dan kerja sama di bidang ekonomi perdagangan.

(Kedua) Inisiatif Belt & Road telah berjalan dan terjalin komunikasi lebih lanjut. (Ketiga) Konfusianisme dapat menjadi salah satu dari enam agama besar di Indonesia. Sebagai salah satu bagian dari bangsa Tionghoa, saya merasa terdorong.

Karena itu, diharapkan melalui interaksi ini,  hubungan dan kerja sama di bidang kemanusiaan, agama, dan ekonomi dapat tercapai.

Dalam pertemuan itu, banyak tamu yang mengajukan pertanyaan, termasuk ketua Pusat Matakin Budi S Tanu Wibowo yang mengatakan bahwa seperti diketahui beberapa suku di Indonesia berasal dari Yunnan, hal ini membutuhkan interpretasi lebih lanjut sehingga kita tidak dapat membedakan satu sama lain.

Mantan Wakil Gubernur Provinsi Barat Christiandy Sanjaya menyatakan harapannya untuk membantu Indonesia di bidang teknologi pertanian. Guru Chen Mei Zhi, Guru Zhao Xiao Mo, Profesor Ma dan tokoh lainnya mengangkat berbagai isu di bidang budaya, pendidikan, agama (Konfusianisme, Taoisme), pertanian, pelatihan guru, menerima lebih banyak siswa lokal untuk belajar di Tiongkok, ekonomi dan berbagai hal lainnya. Perwakilan Taoisme Li Jianqiao menyatakan harapannya melalui Yunnan Academy of Social Sciences, Taoisme dapat dipromosikan sebagai salah satu agama legal di Indonesia.

Perwakilan akademik dari President University Lai Jianwen menyatakan, dirinya percaya masalah yang paling penting saat ini adalah bagaimana meyakinkan rakyat Indonesia bahwa kebangkitan Tiongkok adalah damai, dan bahwa Belt and Road Initiative akan menghadirkan perkembangan bersama daripada menjadi terjebak dalam hutang.

”Kita perlu menjelaskan kepada rakyat Indonesia, Apa pengaruh Konfusianisme kontemporer, Marxisme, dan pembangunan damai Tiongkok di Indonesia, daripada hanya menganggapnya sebagai masalah agama dan agama kepercayaan warga Tionghoa. Kami berharap dapat membuat kedua belah pihak saling mengenal satu dengan yang lain secara lebih mendalam dan mencapai konsensus melalui pertukaran antar cendekiawan dan pertukaran antar siswa,” ujarnya.

Pertanyaan, saran atau gagasan di atas semuanya telah dijawab dengan memuaskan oleh Deputy Director Hou Sheng.

Dia berharap agar Yunnan Academy of Social Sciences dapat semakin mempererat pertukaran dan kerjasama dengan Tionghoa perantauan Indonesia di berbagai bidang di masa mendatang. jhk/din

Sukris Priatmo

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media