Internationalmedia.co.id – Otoritas Prancis berhasil membekuk dua orang yang diduga kuat terlibat dalam aksi pencurian permata mahkota bernilai fantastis dari Museum Louvre, Paris. Penangkapan dramatis ini terjadi setelah penyelidikan intensif dilakukan menyusul insiden yang menggemparkan dunia seni dan budaya tersebut.
Salah satu tersangka diciduk saat hendak melarikan diri dengan pesawat terbang dari Bandara Charles de Gaulle, seperti dilaporkan oleh harian Le Parisien. Keduanya diketahui berasal dari wilayah Seine-Saint-Denis, pinggiran kota Paris.

Kasus pencurian yang terjadi minggu lalu ini berhasil menggondol barang-barang berharga senilai EUR 88 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun dari museum yang menjadi ikon kota Paris tersebut. Aksi nekat ini dilakukan oleh empat pelaku yang menggunakan peralatan listrik untuk menjebol keamanan gedung di siang bolong.
Menteri Kehakiman Prancis mengakui adanya kegagalan protokol keamanan yang mencoreng citra negara. Polisi khusus yang menangani kasus ini memiliki wewenang untuk menginterogasi para tersangka hingga 96 jam.
Berdasarkan laporan, komplotan pencuri ini tiba di Museum Louvre sekitar pukul 09.30 waktu setempat, tak lama setelah museum dibuka untuk umum. Mereka menggunakan lift mekanis yang terpasang di kendaraan untuk mencapai Galerie d’Apollon melalui balkon dekat Sungai Seine.
Para pelaku masuk dengan menjebol jendela menggunakan alat-alat listrik. Mereka mengancam penjaga dan mengevakuasi pengunjung sebelum membobol kaca dua etalase berisi perhiasan. Ironisnya, salah satu dari tiga ruangan di area museum yang digerebek tidak dilengkapi kamera CCTV.
Polisi Prancis mengungkapkan bahwa para pencuri hanya berada di dalam museum selama empat menit sebelum melarikan diri dengan dua skuter yang menunggu di luar. Kini, langkah-langkah keamanan telah diperketat di seluruh lembaga budaya di Prancis.
Delapan barang berharga berhasil digasak dalam aksi pencurian ini, termasuk tiara, kalung, anting-anting, dan bros yang berasal dari abad ke-19 dan dulunya milik keluarga kerajaan atau penguasa kekaisaran Prancis.
Kementerian Kebudayaan Prancis merinci barang-barang yang dicuri, antara lain:
- Tiara dan bros milik Permaisuri Eugénie, istri Napoleon III
- Kalung zamrud dan sepasang anting-anting zamrud dari Permaisuri Marie Louise
- Tiara, kalung, dan satu anting dari set safir milik Ratu Marie-Amelie dan Ratu Hortense
- Bros yang dikenal sebagai ‘bros relikui’
Perhiasan-perhiasan tersebut bertatahkan ribuan berlian dan batu permata berharga lainnya. Mahkota Permaisuri Eugénie bahkan ditemukan rusak akibat terjatuh saat para pencuri berusaha melarikan diri. Menteri Dalam Negeri Prancis, Laurent Nuñez, menyebut permata yang dicuri itu ‘tak ternilai’ dan ‘memiliki nilai warisan yang tak terkira’.

