Internationalmedia.co.id Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel), Chung Dong Young, membuka peluang besar pertemuan mengejutkan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Spekulasi ini muncul menjelang kunjungan Trump ke Semenanjung Korea pekan depan untuk menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada Rabu, 29 Oktober mendatang.
Kabar ini sontak memicu harapan baru di tengah ketegangan yang masih membayangi Semenanjung Korea. Chung mengungkapkan bahwa Korut menunjukkan sinyal ketertarikan terhadap kemungkinan pertemuan ini, mengisyaratkan adanya "tanda-tanda" yang menjanjikan.

Trump sendiri sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk kembali bertemu Kim Jong Un tahun ini. Kim Jong Un pun menanggapi dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki "kenangan indah" tentang Trump dan terbuka untuk berunding jika AS membatalkan tuntutan "khayalan" mereka terkait denuklirisasi.
Pemerintah Korsel pun tak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Chung menekankan pentingnya kedua pemimpin untuk segera mengambil keputusan. Kementerian yang dipimpinnya terus berupaya menjembatani hubungan yang tegang antara Korsel dan Korut.
Meski belum ada pengumuman resmi, aktivitas mencurigakan di Area Keamanan Bersama (JSA) semakin memperkuat dugaan pertemuan tersebut. Korsel dan Komando PBB bahkan menangguhkan kunjungan ke JSA dari akhir Oktober hingga awal November. Warga Korut juga terpantau melakukan pembersihan dan perapian di sekitar JSA, sebuah pemandangan yang jarang terjadi.
Pertemuan terakhir Trump dan Kim Jong Un terjadi pada tahun 2019 di Panmunjom, wilayah JSA di Zona Demiliterisasi (DMZ). Saat itu, Trump bahkan sempat menginjakkan kaki di tanah Korut, menjadi Presiden AS pertama yang melakukannya. Sayangnya, perundingan tersebut menemui jalan buntu terkait denuklirisasi dan imbalan yang diharapkan Korut. Mungkinkah pertemuan kali ini akan membawa angin segar bagi perdamaian di Semenanjung Korea?

