Monday, 25 September 2023

Monday, 25 September 2023

Status Gunung Semeru Siaga, Dua Kali Erupsi pada Jumat Pagi

Gunung Semeru kembali erupsi, Jumat 27 Januari 2023 pagi.

LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih terpantau cukup tinggi. Sepanjang Jumat pagi saja dari pantauan pos Pengamatan Gunung Api (PGA) terjadi dua kali erupsi dengan abu vulkanik yang terlihat di atas puncak kawah.

Erupsi pertama terjadi pada Jumat (27/1) pagi sekitar  pukul 05.34 WIB, di mana Gunung Semeru mengeluarkan abu vulkanik setinggi 600 meter dari puncak gunung. Erupsi pertama ini terekam seismograf dengan amplitudo 18 mm dengan durasi 137 detik.

Sedangkan, erupsi kedua terjadi pada pukul 08.02 WIB dengan abu vulkanik mencapai ketinggian 500 meter dari puncak gunung. Seismograf merekam aktivitas erupsi kedua ini dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 100 detik.

Sepanjang Jumat (27/1) dini hari hingga pagi hari ini, pos PGA melaporkan adanya puluhan aktivitas vulkanik berupa letusan atau erupsi dari gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Aktivitas vulkanik ini terekam sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.

“Terjadi 24 kali gempa letusan erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 75-150 detik,” ucap Ghufron Alwi, sebagaimana keterangan tertulisnya yang diterima.

Sedangkan secara gempa guguran Gunung Semeru juga mengalami dua kali gempa guguran dengan amplitudo 3-5 mm dan lama gempa 49-67 detik. Sedangkan ada tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-6 mm, dan lama gempa 45-78 detik. Gunung setinggi 3.676 Mdpl ini juga tercatat ada satu kali gempa harmonik dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 161 detik.

“Terjadi 7 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-30 mm, S-P 14-30 detik dan lama gempa 40-62 detik. Statusnya masih di tingkat level III atau siaga,” ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

“Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujarnya. Ia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media