BEKASI- Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia meresmikan Rumah Susun (Rusun) Sentra Pangudi Luhur di Jalan HM Joyomartono, Margahayu, Bekasi Timur, Jumat (10/2).
Usai diresmikan, rusun itu akan digunakan untuk masyarakat yang tak punya pekerjaan dan tak punya tinggal tetap. “Kalau di sini memang untuk pemulung, pekerja informal lain yang tidak memiliki rumah, tinggal di gerobak, atau di kolong jembatan,” ujar Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini usai peresmian di lokasi, Jumat.
Risma menyebutkan, pembangunan rusun lima lantai diharapkan bisa mengatasi permasalahan banyaknya tunawisma. Adapun tiap unit hunian sengaja dibangun secara sederhana. Sebab, Risma ingin rusun itu memiliki banyak unit hunian agar mampu menampung lebih banyak warga miskin. “Kalau terlalu besar, nanti orang yang ditampung sedikit, padahal kebutuhannya terlalu besar. Jadi, kami menyesuaikan lahan,” sebut Risma.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto berharap fasilitas rusun itu bisa dimanfaatkan dengan optimal. Selain itu, pembangunan rusun untuk masyarakat berpenghasilan rendah itu diharapkan dapat mengentaskan permasalahan hunian.
“Kami ingin menyampaikan bahwa kami sangat berharap bahwa apa yang sudah dibangun, bisa dimanfaatkan,” jelas Iwan.
Rp 10 Ribu per Bulan
Para penghuni rumah susun (rusun) Sentra Pangudi Luhur di Jalan HM Joyomartono, Margahayu, Bekasi Timur, hanya dikenakan biaya Rp 10.000 per bulan untuk biaya sewa.
“Uang sewa Rp 10.000, karena perhitungan kami, mereka itu kebanyakan pemulung yang pendapatannya Rp 300.000 – Rp 600.000, jadi memang penghasilan mereka selama satu bulan seperti itu,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini usai peresmian. “Sudah ada yang terdata itu 93 kepala keluarga (KK) terdiri dari disabilitas, kemudian lansia, mereka yang miskin, terlantar, dan tidak memiliki rumah. Tidak ada batasan usia, yang lansian akan kami sediakan unit di lantai paling dasar,” jelas Risma. ***