Thursday, 18 April 2024

Search

Thursday, 18 April 2024

Search

Ribuan Orang di Berlin Protes Pengiriman Senjata ke Ukraina

Ribuan orang ambil bagian dalam protes menentang pasokan senjata Jerman ke Ukraina di Berlin,

BERLIN(IM) – Lebih dari 10.000 orang mengikuti demonstrasi menentang pasokan senjata ke Ukraina untuk perang dengan Rusia yang digelar di Berlin, Jerman, pada Sabtu, (25/2). Demonstrasi itu menuai kritik dari pejabat tinggi pemerintah Jerman dan kehadiran polisi dalam jumlah besar untuk menjaga ketertiban.
Diselenggarakan oleh seorang politikus sayap kiri terkemuka Jerman, protes itu terjadi sehari setelah peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, yang menjanjikan lebih banyak senjata dari sekutu barat, sanksi baru terhadap Rusia dan menunjukkan dukungan untuk Kiev.
“Kami meminta kanselir Jerman untuk menghentikan eskalasi pengiriman senjata. Sekarang!…Karena setiap hari kehilangan biaya hingga 1.000 lebih nyawa – dan membawa kita lebih dekat ke perang dunia ke-3,” kata penyelenggara protes di situs web mereka, sebagaimana dilansir Reuters.
Demonstrasi “Pemberontakan untuk Perdamaian” itu diorganisir sebagian oleh Sahra Wagenknecht, anggota partai sayap kiri Die Linke Jerman.
Jerman, bersama dengan Amerika Serikat (AS), telah menjadi salah satu pemasok senjata terbesar untuk Ukraina.
“Negosiasi, bukan eskalasi” kata salah satu spanduk yang dipegang oleh seorang demonstran, sementara spanduk di kerumunan bertuliskan “Bukan perang kami”.
Seorang juru bicara polisi mengatakan 10.000 orang berkumpul di sekitar Gerbang Brandenburg yang ikonik di Berlin tengah.
Polisi memobilisasi 1.400 pertugas untuk menjaga perdamaian dan menegakkan larangan seragam militer, bendera Rusia dan Soviet, lagu militer Rusia dan simbol sayap kanan.
Juru bicara polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda kelompok sayap kanan hadir dan protes yang berlangsun damai itu.
Protes itu mendapat kecaman dari Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner. Dia mengatakan bahwa protes itu harus ditentang.
“Siapa pun yang tidak mendukung Ukraina berada di sisi sejarah yang salah,” kata Lindner di Twitter.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media