Tuesday, 03 October 2023

Tuesday, 03 October 2023

Pria Ini Sudah Ramalkan Gempa Bumi di Turki dan Suriah 3 Hari Sebelumnya

Frank Hoogerbets telah memprediksi terjadi gempa hebat di Turki selatan dan Suria, tiga hari sebelumnya.

Gempa bumi berkekuatan M 7,8 mengguncang Turki selatan dan Suriah pada Senin, (6/2) pagi,telah meluluhlantahkan ratusan bangunan dan menewaskan lebih dari 8.000 orang di dua negara tersebut. Demikian menurut laporan terbaru yang diterima wartawan.

Gempa yang getarannya dirasakan hingga Mesir itu berpusat di Gaziantep, Turki, sekira 90 kilometer dari perbatasan Suriah.

Bencana terburuk di Turki dalam satu dekade ini ternyata telah diprediksi oleh seorang pakar gempa Belanda. Frank Hoogerbeets yang bekerja untuk organisasi Survei Geometri Tata Surya (SSGS) di Belanda,  telah memprediksi gempa tersebut pada 3 Februari 2023, tiga hari sebelum bencana tersebut benar-benar terjadi.

SSGS menggambarkan dirinya sebagai lembaga penelitian untuk memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik di Twitter.

Di akun Twitternya, Hoogerbeets menulis: “Cepat atau lambat akan ada gempa ~M 7,5 M di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon).”

Diwartakan News 18, setelah prediksinya menjadi viral, Frank Hoogerbeets menanggapi gempa yang terjadi dengan mengatakan: “Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kami lakukan pada 4-5 Februari.”

Namun, beberapa pengguna mempertanyakan prediksi pakar Belanda tersebut, menyebutnya pseudosains atau ilmu semu.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) prediksi gempa tidak didukung oleh bukti ilmiah, karena gempa merupakan fenomena alam.

Laporan USGS menyebutkan bahwa prediksi (oleh non-ilmuwan) biasanya mulai beredar di media sosial ketika terjadi sesuatu yang diyakini sebagai pertanda gempa yang akan segera terjadi.

Badan itu mengatakan bahwa prediksi dari para pakar ini terlaku digeneralisasikan, dan jika gempa terjadi, yang agak cocok dengan prognosis mereka, maka mereka mengklaim prediksi tersebut sukses, meski faktanya satu atau lebih elemen prediksi mereka berbeda secara drastis dari apa yang sebenarnya terjadi.

USGS menambahkan bahwa apa yang disebut prekursor biasanya adalah segerombolan gempa bumi kecil, tingkat radon yang meningkat di daerah perairan di sekitar, perilaku hewan yang aneh, peningkatan besaran dalam peristiwa berukuran sedang, atau peristiwa berkekuatan sedang yang terjadi cukup jarang untuk menyiratkan bahwa itu mungkin merupakan gempa awal.

Sayangnya, sebagian besar prekursor tersebut sering terjadi tanpa diikuti oleh gempa bumi, sehingga tidak mungkin membuat prediksi yang akurat. Jika ada dasar ilmiah, ramalan probabilistik dapat dibuat sebagai gantinya. ***

Osmar Siahaan

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media