Wednesday, 24 April 2024

Search

Wednesday, 24 April 2024

Search

Metode Cryoablation jadi Terobosan Baru Pengobatan Penderita Gangguan Irama Jantung

JAKARTA-Berbagai invoasi dilakukan untuk mengurangi penderita penderita fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung (aritmia). 

Seperti diketahui, berdasarkan data Perkumpulan Kardiologi Indonesia tahun 2019, penderita aritmia di dunia tercatat sebanyak lebih dari 37 juta kasus atau sebesar 0,51% dari total populasi dunia.

Jumlah penderita aritmia secara global juga tercatat meningkat sebesar 33% selama 20 tahun terakhir.

Sementara itu, data penelitian Multinational Monitoring of Trend and Determinant in Cardiovascular Disease tahun 2021, ditemukan bahwa dalam populasi urban di Jakarta tercatat angka kejadian fibrilasi atrium sebesar 0,2% dengan rasio 3:2 untuk laki-laki dan perempuan.

Hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan persentase populasi usia lanjut di Indonesia dari 8% di tahun 2005 hingga di estimasi sebanyak 29% di tahun 2050. 

Adapun ciri-ciri umum aritmia adalah detak jantung yang terasa lebih cepat atau tidak beraturan, sesak napas dan mudah lelah.

FIHA, FAsCC, FEHRA, Chairman of The Arrhythmia Center di RS Siloam TB Simatupang mengatakan, gangguan pada irama jantung juga berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular yang dapat terjadi seiring bertambahnya usia seperti gagal jantung dan jantung koroner,

“Dapat juga disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit sindrom metabolik seperti diabetes mellitus, obesitas, penyakit ginjal kronis, maupun faktor gaya hidup lainnya,” kata Prof Yoga.

Bertepatan dengan 10 tahun perjalanan melayani masyarakat, Siloam Hospitals TB Simatupang merayakan ulang tahunnya dengan memperkenalkan metode alternatif pengobatan baru yaitu cryoablation untuk mengatasi penyakit aritmia kepada masyarakat.

“Metode ini dilakukan secara minimal invasive procedure dengan menggunakan energi beku di bawah 40 derajat Celsius yang diarahkan ke serambi jantung untuk menciptakan efek terapi,” kata Prof Yoga.

Dijelaskan Prof Yoga, prosedur cryoablation juga memerlukan waktu yang lebih singkat yakni sekitar 1-2 jam dibandingkan terapi radiofrekuensi yang memerlukan 4-5 jam untuk sekali prosedur. Saat ini, RS Siloam TB Simatupang merupakan rumah sakit swasta pertama di Jakarta yang mampu melakukan tindakan ini.

”Cryoablation merupakan metode terobosan terbaru untuk merawat pasien dengan gangguan irama jantung. Metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang sama atau bahkan lebih tinggi daripada metode radioterapi, dan dengan resiko yang lebih rendah,” jelas Prof Yoga.

Pengenalan metode ini, sambung Prof Yoga, juga merupakan wujud komitmen Siloam Hospitals TB Simatupang untuk terus melengkapi pilihan layanan kesehatan, terutama di bidang kardiologi, yang terus dikembangkan selama 10 tahun sejak rumah sakit ini berdiri.

“Kami akan terus berada di sisi komunitas masyarakat untuk siap memberikan pelayanan yang komprehensif untuk semua kebutuhan kesehatan mereka,” ujarnya.

Hingga hari ini, RS Siloam TB Simatupang telah melakukan lebih dari 2,700 tindakan prosedur kardiologi yang termasuk tindakan katerisasi jantung, pemasangan ring atau stent jantung, dan open heart surgery.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media