MILAN – Inter Milan melaju ke perempatfinal Coppa Italia 2022/2023 usai menyingkirkan Parma dengan skor 2-1 pada babak 16 besar yang digelar di Giuseppe Meazza, Rabu (11/1) dinihari WIB. Laga harus dituntaskan lewat perpanjangan waktu.
Inter menutup babak pertama dalam posisi tertinggal 0-1 setelah Stanko Juric membobol gawang Andre Onana. Namun Lautaro Martinez menyelamatkan Inter dari kekalahan lewat golnya pada menit ke-88. Dan Francesco Acerbi kemudian menjadi penentu kemenangan Inter di babak extra time, tepatnya menit ke-110.
Pelatih Inter, Simone Inzaghi mengakui laga tak berjalan seperti harapannya. “Pertandingan yang sulit, saya kira kami main bagus dan kemudian kebobolan oleh satu-satunya tembakan Parma. Laga jadi lebih rumit, saya maunya tidak main 120 menit, tapi hal yang sama juga terjadi musim lalu melawan Empoli, jadi kami menatap ke depan dengan percaya diri,” kata Inzaghi kepada Sport Mediaset.
Ini jadi kali ketiga secara beruntun Inter bermain sampai perpanjangan waktu di babak 16 besar Coppa Italia. Musim lalu, Nerazzurri berakhir jadi juara usai mengalahkan Juventus di final.
Inzaghi juga menyayangkan kondisi Romelu Lukaku sejak kembali ke Inter Milan. Ia pun absen saat Inter menang atas Parma. Mantan pemain Manchester United itu hanya menyaksikan rekan-rekannya dari bangku penonton karena peradangan pada lututnya.
“Jelas Romelu adalah pemain yang sangat penting buat kami, kami sangat menginginkannya, dan sayangnya dia mengalami cedera paling serius dalam kariernya,” ujar Inzaghi kepada Sport Mediaset.
Penyerang asal Belgia itu lebih banyak berkutat dengan cedera. “Dia kembali setelah Piala Dunia, berlatih dengan baik, lalu mengalami peradangan ini. Namun kami akan mencoba agar dia kembali ke performa terbaiknya, karena dia adalah nilai tambah untuk tim. Jika saja dia fit, kami mungkin tidak akan kehilangan poin-poin di Serie A,” kata Inzaghi.
Francesco Acerbi mengaku kalau pertandingan tersebut berjalan sangat rumit untuk timnya. Menurutnya, Parma sangat menyulitkan Inter Milan sehingga timya itu mengambil risiko kalah meski pada akhirnya sukses memenangkan duel tersebut.
“Saya melihat (peluang) di mana saya berada di lapangan, saya tahu tidak ada banyak waktu dan saya mencobanya dan berhasil (mencetak gol). Itu adalah pertandingan yang sangat rumit, kami mengambil risiko kalah tetapi pada akhirnya kami membawanya pulang (dengan kemenangan),” kata Acerbi dilansir dari Sempre Inter.
Meski begitu, Acerbi tak mau berlarut dalam kemenangan tersebut. Dia langsung menatap laga selanjutnya yakni melawan Verona dan AC Milan. Pemain berusia 34 tahun itu pun percaya diri bisa mengalahkan kedua tim tersebut.
“Sekarang kami harus maju dan menang melawan Verona dan Milan. Hal pertama yang harus kami fokuskan adalah Verona dan kemudian mari kita lihat apa yang terjadi. Kami memiliki apa yang diperlukan untuk melaju jauh di setiap kompetisi yang kami ikuti, dan kemudian kami harus melihat seberapa jauh kami karena banyak faktor yang akan menentukannya,” kata Acerbi.
Inter Milan saat ini menempati peringkat empat klasemen Liga Italia dengan 34 poin dari 17 pertandingan, tertinggal 10 poin dari Napoli yang ada di puncak. Lautaro Martinez dkk mencatat 11 kemenangan, satu kali imbang, dan lima kali kalah.
Sementara itu, meski gagal melaju ke fase berikutnya, Parma patut berbangga lantaran aksi kiper mereka, Gianluigi Buffon, mampu memukau publik. Kiper berusia 44 tahun tersebut kembali ke klub lamanya, Parma, pada 2021 lalu ketika banyak orang menyangka ia akan pensiun.
Musim ini, Buffon sebenarnya tampil tidak terlalu dominan bersama Parma karena cedera yang dialaminya. Ia hanya bermain empat kali sepanjang 2022-2023, tiga di antaranya di Serie B. Namun siapa sangka, mantan kiper Timnas Italia ini berkesempatan bermain di laga Inter kontra Parma, kurang lebih 25 tahun setelah debut di Coppa Italia pada 1997.***
