Sunday, 24 September 2023

Sunday, 24 September 2023

Indonesia Mau Ekspor 500 Juta Ton Batu Bara

JAKARTA – Produksi batu bara di tahun 2023 ditargetkan mencapai 695 juta ton. Mayoritas dari produksi batu bara ini untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, dari produksi 695 juta ton di 2023, sebanyak 177 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sementara, sebanyak 518 juta ton untuk kebutuhan ekspor.

“Ekspor kita targetkan di atas 500 juta ton targetnya. Harga batu bara masih akan cukup baik perkiraan kita di 2023 disebabkan masalah balance energi global yang memang masih membutuhkan support batubara,” kata Arifin di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (30/1).

Adapun realisasi produksi batu bara pada tahun 2022 sebesar 687 juta ton. Angka ini lebih tinggi dibanding target sebesar 663 juta ton. Dari 687 juta ton itu sebanyak 193 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri. Kemudian, sebanyak 494 juta ton untuk ekspor.

Diungkapkan Arifin, target batu bara untuk kebutuhan domestik di 2023 lebih kecil dari realisasi di tahun 2022. Hal itu menimbang sejumlah langkah pemerintah untuk mengurangi emisi.

“Kenapa turun dari 193 juta ton ke 177 juta ton, tentu saja ada program-program efisiensi yang akan, yang harus kita lakukan untuk pengurangan emisi dan juga efisiensi dari pembangkit-pembangkit konsumen batu bara,” katanya.

Sementara realisasi investasi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) di tahun 2022 tercatat sebesar US$26,8 miliar. Angka ini lebih rendah dari target yakni sebesar US$31,0 miliar.

Adapun realisasi investasi sebesar US$26,8 miliar itu terdiri dari listrik US$5,8 miliar, energi baru terbarukan (EBT) US$1,6 miliar, minerba US$5,6 miliar dan migas US$13,9 miliar. “Realisasi yang kita capai di tahun 2022 itu lebih rendah dibandingkan target,” kata Arifin.

Ia mengatakan, sektor minerba berkontribusi positif pada investasi sektor ESDM. Namun, hal itu tidak terjadi di sektor migas. Sektor migas mengalami stagnasi karena sejumlah proyek di sektor ini belum berjalan.

“Faktor yang memberikan realisasi positif itu adalah di sektor minerba. Banyaknya kegiatan investasi di bidang smelter tapi di sektor migas yang terjadi katakanlah stagnasi karena memang beberapa kegiatan investasi sektor migas itu belum berjalan. Kita harapkan di 2023 bisa kita recover,” paparnya.

Pada tahun ini, pihaknya menargetkan investasi di sektor ESDM sebesar US$33,5 miliar. “Tahun 2023 kita targetkan itu nanti di sektor migas akan meningkat menjadi US$33,5 miliar dan minerba juga akan ada peningkatan,” katanya.***

Vitus DP

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media