Saturday, 20 April 2024

Search

Saturday, 20 April 2024

Search

Impor Baju Bekas Dilarang, Thrifting Di Bogor Sepi Peminat

Suasana thrift shop atau toko baju bekas di Pusat Grosir Bogor, Senin (13/3).

BOGOR- Berburu baju bekas (thrifting) sempat menjadi tren belanja sandang yang menggiurkan bagi kalangan warga metropolitan di Kota Bogor, Jawa Barat. Mendapatkan barang branded dengan harga supermurah menjadi motivasi utama para pemilihnya. Namun seiring perkembangan waktu, penjualan baju bekas kini mulai melemah. Sulitnya mendapatkan pasokan barang branded membuat bisnis ini mulai ditinggalkan penggemarnya.

Bisnis thrifting baju bekas (babe) sempat menjadi tren di kalangan warga Kota Bogor di tahun 2000 hingga tahun tahun 2015. Saat itu menjamur sentra-sentra penjualan baju bekas seperti di Jalan Beo, Kelurahan Tanah Sareal, Pusat babe di Ciheuleut, kawasan Tajur, dan Bubulak.

Penjualan baju bekas saat itu menjadi pilihan karena banyaknya barang impor dengan kondisi cukup bagus yang dijual dengan harga murah. Bahkan saking terkenalnya, warga yang berburu baju bekas ini bisa berdatangan dari kawasan luar Bogor, seperti dari Depok dan Sukabumi.

Namun seiring perkembangan zaman, bisnis ini perlahan meredup. Kalangan metropolis mulai jengah dengan penjualan barang bekas. Banyaknya permintaan baju bekas membuat kalangan pedagang waktu itu lupa mengawasi kualitas dagangan sehingga mutunya mulai menurun, sementara harganya naik.

“Malas juga akhirnya karena harganya makin tinggi, justru kualitas barang yang dijual makin menurun,” ungkap Eka Santosa (28), seorang penggemar baju bekas.

Menurunnya stok baju bekas disebabkan oleh larangan impor pakaian bekas yang diatur Permendag Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Seiring penurunan tersebut, lberbagai pusat baju bekas mulai gulung tikar dan beralih menjadi kafe. Kini penjualan baju bekas mulai terpusat di pertokoan seperti di Bogor Trade Mall (BTM) dan Pusat Grosir Bogor (PGB), di PGB terdapat dua sentra penjualan yaitu Toko Metro dan Toko Zora.

“Kalau di sini ya dua saja, toko ini dan toko sebelah,” ungkap Wildan (27) staf pelayan toko Metro.

Di dua lokasi ini berbagai jenis baju dan pakaian bekas dipatok dengan kisaran harga Rp 75.000 hingga Rp 125.000. Sementara di toko sebelahnya barang dipatok lebih murah lagi yaitu dengan banderol penawaran mulai Rp 30.000. Pembeli pun masih bisa menawar jika sudah menemukan barang yang dipilihnya.

“Lihat dulu, bisa dicoba di kamar ganti. Kalau cocok silakan ditawar,” lanjutnya.

Berbeda dengan era kejayaan babe, barang dagangan yang dijual di lokasi ini berbeda dengan zaman dahulu. Sekarang, pakaian pakaian branded susah didapat. Dari sejumlah barang yang ditawarkan terlihat hanya seperti baju baju bekas dari dalam negeri.

“Barang yang bagus impor sudah sulit dicari. Susah barangnya,” ungkap pelayan lainnya.

Sulitnya menemukan barang branded membuat para penggemar babe memilih berburu ke Jakarta seperti di Pasar Senen. Rania (27) misalnya, dirinya lebih memilih berburu baju bekas di Jakarta. “Di sini seperti baju bekas yang buat bantuan bencana. Kalau di Jakarta memang masih bagus, hampir seperti baru,” ungkap Rania. ***

Prayan Purba

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media