BEKASI- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meninjau fasilitas pengelolaan sampah landfill mining dan refused-derived fuel (RDF) Plant di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Fasilitas pengelolaan sampah itu diluncurkan Anies Baswedan di ujung masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pantauan di lokasi, Senin (2/1), Heru Budi tiba di lokasi sejak pukul 15.20 WIB. Heru Budi didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto dan Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.
Heru tampak meninjau satu per satu fasilitas pengelolaan sampah yang ada di TPST Bantargebang. Heru kemudian mendengarkan penjelasan Kepala DLH DKI Asep Kuswanto tentang cara kerja fasilitas ini.
“Ini sampah landfill mining kita. Nanti sampahnya didorong oleh alat berat. Truknya masuk dari arah sana,” ujar Asep kepada Heru.
RDF ini sedang dalam tahap commissioning atau uji coba. Setelah uji coba tuntas, barulah fasilitas pengolahan sampah ini akan beroperasi penuh.
Untuk diketahui, fasilitas pengelolaan sampah ini diluncurkan oleh Anies Baswedan. Anies menyebut ini merupakan pengelolaan berbasis RDF skala terbesar pertama di RI.
“Alhamdulillah setelah melalui proses yang cukup panjang kita sekarang sampai kepada babak baru di TPST Bantargebang. Semula yang dipandang sebagai TPA sekarang menjadi tempat untuk pengolahan dan percontohan yang nanti akan jadi rujukan untuk seluruh Indonesia,” kata Anies di Bantargebang, Senin (10/10/22)lalu.
“Bila dulu kita jarang mau datang ke sini nanti tempat ini berbondong-bondong orang datang untuk menyaksikan sebuah project percontohan terbesar yang ada di Indonesia,” tambah Anies.
Anies berharap kehadiran fasilitas ini dapat merubah paradigma pengelolaan sampah, di mana di tingkat hilir sampah itu diolah menjadi kebutuhan energi. Sejauh ini, terdapat 2 perusahaan yang akan memanfaatkan RDF hasil pengelolaan sampah ini.
Kasis LH DKI, Asep Kuswanto mengatakan RDF Plant dilaksanakan dengan metode konstruksi rancang dan bangun (desain and build). Tahapannya terdiri dari perencanaan, konstruksi, pengadaan, dan commissioning.
Fasilitas ini meningkatkan kapasitas landfill mining menjadi 1.000 ton/hari, mengolah sampah baru dari Jakarta sebesar 1.000 ton/hari, serta menghasilkan 700-750 ton/hari RDF.
“Pekerjaan ini dilaksanakan dengan waktu yang relatif singkat, yaitu 317 hari kalender terhitung sejak 17 Februari 2022 sampai dengan 30 Desember 2022,” jelas Asep.
Lebih lanjut dia menjelaskan progres pekerjaan saat ini telah mencapai sekitar 82,9%. Asep menargetkan di akhir November 2022 seluruh pekerjaan konstruksi dan instalasi mesin utama selesai dilaksanakan sehingga pada Desember 2022 dapat dilakukan commissioning atau uji coba.
“Kemudian memulai operasi pengolahan sampah pada Januari 2023 mendatang,” ujar Asep.
Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Landfill Mining dan RDF Plant TPST Bantargebang ini menelan biaya sebesar Ro 1,07 triliun. Asep memerinci sumber pendanaan pekerjaan ini, yaitu dana pinjaman daerah mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun sebesar Rp 456 miliar serta APBD DKI 2022 sebesar Rp 613 miliar.
“Total nilai kegiatan pembangunan fasilitas pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF Plant yaitu sebesar Rp 1.070.325.631.549 (triliun), sudah termasuk kegiatan pengadaan tanah, konstruksi design and build, serta pengadaan sarana-prasarana penunjang lainnya,” papar Asep. ***
