Saturday, 20 April 2024

Search

Saturday, 20 April 2024

Search

FAO: 258 Juta Orang di Dunia Terdampak Krisis Pangan Akut

NEW YORK(IM)-Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengeluarkan laporan terbaru tentang krisis pangan pada Rabu (3/5). Tercatat, sekitar 258 juta orang di 58 negara menghadapi krisis pangan akut pada tahun 2022, naik dari tahun sebelumnya sebanyak 193 juta orang di 53 negara.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan parah juga meningkat selama 4 tahun berturut-turut. Menurutnya, hal ini jadi kegagalan umat manusia untuk mengakhiri kelaparan.          

“Edisi ketujuh dari Laporan Global tentang Krisis Pangan ini merupakan dakwaan yang menyakitkan atas kegagalan umat manusia untuk membuat kemajuan menuju tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi untuk semua,” kata Guterres, dikutip Antara, Kamis (4/5).

“Lebih dari seperempat miliar orang sekarang menghadapi tingkat kelaparan akut, dan beberapa berada di ambang kelaparan. Itu tidak masuk akal,” tulisnya dalam kata pengantar laporan .

FAO mencatat, guncangan ekonomi akibat konflik sebagai pendorong utama di balik kerawanan pangan dan malnutrisi yang parah. Seperti kenaikan harga pangan dan gangguan pasar.  

Konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah berdampak buruk pada ketahanan pangan global, sebagian karena kontribusi signifikan yang secara tradisional diberikan kedua negara pada produksi komoditas pangan utama termasuk gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.  Cuaca ekstrem juga merupakan pendorong utama kerawanan pangan global. 

Negara-negara yang paling terpukul di dunia dikelompokkan di Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah. 

Lebih dari 40 persen populasi global yang menderita kerawanan pangan yang signifikan hanya ada di lima negara Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.        Di tujuh negara, populasi menderita dari apa yang disebut FAO sebagai kelaparan akut, dengan lebih dari separuh di Somalia saja. Negara lain yang memiliki populasi dalam kategori tersebut adalah Afghanistan, Burkina Faso, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. Haiti muncul di daftar ini untuk pertama kalinya, kata FAO.

Menurut proyeksi tahun 2023 yang tersedia untuk 38 dari 58 negara, sebanyak 153 juta orang akan menderita “kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk” tahun ini.

Konflik Global dan Cuaca Ekstrem

Konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah berdampak buruk pada ketahanan pangan global, sebagian karena kontribusi signifikan yang secara tradisional diberikan kedua negara pada produksi komoditas pangan utama termasuk gandum, jagung, dan minyak bunga matahari.  Cuaca ekstrem juga merupakan pendorong utama kerawanan pangan global. Negara-negara yang paling terpukul di dunia dikelompokkan di Asia Tengah, Afrika, dan Timur Tengah.   

Lebih dari 40 persen populasi global yang menderita kerawanan pangan yang signifikan hanya ada di lima negara Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.        Di tujuh negara, populasi menderita dari apa yang disebut FAO sebagai kelaparan akut, dengan lebih dari separuh di Somalia saja. Negara lain yang memiliki populasi dalam kategori tersebut adalah Afghanistan, Burkina Faso, Haiti, Nigeria, Sudan Selatan, dan Yaman. 

Haiti muncul di daftar ini untuk pertama kalinya, kata FAO.              Menurut proyeksi tahun 2023 yang tersedia untuk 38 dari 58 negara, sebanyak 153 juta orang akan menderita “kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk” tahun ini.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media