Friday, 19 April 2024

Search

Friday, 19 April 2024

Search

Dekatkan Diri ke Masyarakat, Polda DIY Gelar Wiwitan Poso Selama Tiga Hari

YOGYAKARTA-  Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar acara Wiwitan Poso di Markas Polda DIY selama 3 hari. Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan mengatakan acara ini digelar untuk mendekatkan jajarannya dengan warga. 

“Kegiatan ini sebagai gerbang bahwa Polda DIY dan Polri merupakan sahabat serta pelindung masyarakat. Kami berharap Wiwitan Poso bermanfaat bagi warga dan karya para seniman yang dipajang dalam Wiwitan Poso bisa laku,” ujar Suwondo, Jumat (17/3). 

Acara yang dinamakan Wiwitan Poso ini digelar selama 3 hari di Markas Polda DIY, Jalan Ring Road Utara. Wiwitan Poso dimulai hari ini, Jumat (17/3) hingga Minggu (19/3). Acara ini gratis dan terbuka untuk umum. 

Kegiatan Wiwitan Poso ini berisi pameran lukisan karya seniman Yogyakarta. Lukisan-lukisan itu bisa dibeli oleh para pengunjung. 

Selama Wiwitan Poso berlangsung, warga juga bisa masuk ke ruang Kapolda DIY. Di dalam ruang Kapolda, terdapat lukisan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso. Lukisan Hoegeng itu merupakan karya Butet Kartaredjasa. 

Selain itu, ada lukisan karya Jenderal (Purn) Hoegeng yang dipamerkan. Karya Hoegeng tersebut merupakan lukisan bunga dengan berbagai warna. 

Wiwitan Poso merupakan gagasan seniman Butet Kartaredjasa menyampaikan sambutan dalam acara ini. Dia bicara soal ide mengubah citra kantor polisi. 

“Polres, apalagi Polda, itu pasti orang-orang yang bermasalah, orang-orang yang bermasalah dengan hukum itu bawaannya cuma takut. Itu persepsi publik. Maka waktu kami berdialog dengan Pak Wondo, bagaimana mengubah Mapolda dan markas polisi itu jadi tempat yang bersahabat, antaranya dengan menggunakan kekuatan seni,” ucapnya. 

Butet mengatakan Wiwitan Poso juga merupakan ekspresi dari keistimewaan Yogyakarta. Menurutnya, berbagai sudut kehidupan Yogyakarta bisa berinteraksi dengan baik. 

“Maka lahirlah program Wiwitan Poso, yang mudah-mudahan tidak hanya pada periode Pak Suwondo saja, tapi keinginan kita ini menjadi acara reguler Polda DIY di waktu-waktu mendatang,” ujarnya. 

Selama Wiwitan Poso berlangsung, markas Polda DIY ‘disulap’ menjadi tempat pameran sekaligus lelang lukisan karya-karya seniman di Yogyakarta. 

Sementara itu di halaman Polda DIY juga ada Pasar Kangen yang menghadirkan 100 stan kuliner khas Yogyakarta dan Indonesia. 

“Kita bahagia, warga antusias, dan itu memang harapannya. Polda ini simbolik, tanda mau bilang sahabat masyarakat. Datanglah diskusi kalau memang ada hal-hal, ya ini tapi kami tetap sebagai pelindung dan pengayom,” lanjut Suwondo. 

Dalam acara ini banyak dihadirkan stan makanan jadul yang bisa dinikmati. Ada pula barang-barang antik yang dijual. 

“Makanan nggak boleh ada modern, ini untuk mengenang dan melestarikan resep makanan sejak zaman nenek moyang,” tutur Suwondo. 

Melihat antusiasme masyarakat, Suwondo mengatakan pihaknya akan membahas lebih lanjut mengenai rencana mengadakan agenda serupa pada tahun depan. 

“Nanti kita akan bicarakan, yang jelas ini pintu gerbang. Kalau misalkan ada konsep semakin mendekat dengan masyarakat, semakin merasa yakin kami sahabatnya, kami akan lakukan evaluasi terhadap kegiatan ini,” pungkasnya.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media