Friday, 29 March 2024

Search

Friday, 29 March 2024

Search

Bupati Purwakarta mengaku tidak pernah tutupi adanya kasus polio di daerahnya

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika.

PURWAKARTA- Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Anne Ratna Mustika mengaku tidak pernah menutupi atas ditemukannya kasus positif polio pada anak perempuan berusia empat tahun di daerahnya.
“Dari awal kami tidak menutupi,” kata Bupati di Purwakarta, Minggu (26/3).
Ia menyebutkan kalau hal tersebut menjadi pembelajaran agar pihaknya terus-menerus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya imunisasi lengkap bagi anak.
Untuk penanganan kasus polio, pihaknya akan menindaklanjuti arahan-arahan Kemenkes. Di antaranya dengan mewaspadai penyebaran virus yang dapat menular melalui feses tersebut serta mengirimkan sampel Accute Flaccid Paralysis (AFP) ke kementerian.
Disebutkan kalau polio merupakan penyakit dari virus yang menular melalui feses (buang air besar). Jadi itu bisa dicegah dengan vaksin polio serentak. Selain itu juga tentunya dengan pola hidup bersih dan sehat.
Anne mengimbau agar seluruh warga Purwakarta tidak buang air besar sembarangan, usahakan buang air besar di jamban yang sehat dan bersih.
Ketua Tim Surveilans Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dewi Ambarwati, mengatakan, kasus polio di Purwakarta lebih disebabkan karena gencarnya upaya penemuan.
Pihaknya terus memantau memantau dan mewaspadai kemungkinan potensi penyebaran polio menyusul temuan satu kasus positif polio di Purwakarta.
“Dari sampel yang dikirim pada 14 Maret 2023, Dinkes Jabar dan Dinkes Purwakarta mendapatkan laporan hasilnya positif virus polio tipe 2 VDVP. Sampel tersebut dari seorang anak perempuan usia 4 tahun 5 bulan warga Kampung Cadas Bodas, Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis,” katanya.
Sementara itu, untuk penanganan polio di Purwakarta, Dewi menyebutkan kalau pihaknya bersama Dinkes Purwakarta, Kementerian Kesehatan RI, serta WHO telah turun ke Desa Tegal Datar, Kecamatan Maniis, Purwakarta untuk melakukan langkah penyelidikan epidemiologi polio.
Menurutnya, atas dasar rekomendasi tim ahli, beberapa langkah yang telah diambil di antaranya mengambil sampel tinja dari 30 anak sehat di desa tersebut untuk melihat apakah sudah ada sirkulasi virus dan terpapar pada anak sekitar tetapi tidak sakit (seperti kejadian di Aceh).
Kemudian melakukan skrining dari rumah ke rumah untuk mencari suspek AFP, dan melihat situasi kesehatan anak-anak mulai dari riwayat imunisasi, kesehatan lingkungan, dan lain-lain. Hingga 17 Maret 2023, tim telah berhasil mewawancarai 261 kepala keluarga dari target 200 rumah.
Selanjutnya ialah merujuk pasien suspek polio di Desa Tegal Datar ke RS Hasan Sadikin untuk diperiksa lebih lanjut serta mengedukasi dan meningkatkan kapasitas Puskesmas dan rumah sakit di Purwakarta.
Dewi juga menyebutkan kalau pihaknya berupaya mencegah penyebaran kasus dengan melakukan Outbreak Respon Imunization (ORI), yakni imunisasi polio tetes tipe 2 atau lebih dikenal dengan Sub PIN pada semua anak di bawah usia 5 tahun, di seluruh kabupaten dan kota yang memiliki peta risiko tinggi polio. ***

Prayan Purba

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media