Yayasan A New Vision Indonesia dan Mabes TNI bekerjasama dengan Perhimpunan INTI, Perkumpulan Marga Huang Indonesia, Paguyuban Meizhou Indonesia, Perkumpulan Sosial Marga Wijaya Jatim, Optik Tunggal serta didukung sejumlah donatur mengadakan operasi katarak gratis untuk 300 pasien di RSUD Caruban, Madiun, Jawa Timur pada Kamis (9/3) hingga Minggu (12/3).
Kerja besar yang mulia ini melibatkan 12 dokter (dokter mata dan dokter anestesi) serta 50 paramedis dan relawan.

Pada Sabtu (11/3), Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono didampingi sejumlah tokoh diantaranya Teddy Sugianto (Ketua Umum Perhimpunan INTI), dr Indra Wahidin (Ketua Harian Perhimpunan INTI), dan Robert Njo (Ketua ANV Indonesia) meninjau pelaksanaan operasi katarak serta buka perban bagi pasien operasi katarak.
Kehadiran Panglima TNI disambut gembira oleh para pasien katarak yang berasal dari wilayah Madiun tersebut. Pada kegiatan itu para pasien juga menerima bantuan berupa paket sembako.

Sejumlah tokoh yang turut hadir diantaranya Pangdam V/BRW Mayjen TNI Farid Makruf, Danlantamal V Surabaya Laksma TNI Supardi, Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Deni Rejeki, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, serta Walikota Madiun H. Maidi.
Tangis Haru Pasien Katarak
Selama empat hari pelaksanaan, Robert Njo selaku Ketua ANV Indonesia serta sejumlah tokoh senantiasa berada di lokasi baksos untuk melihat secara langsung dan mendampingi para pasien katarak.
Robert senantiasa berkeliling dan menyapa para pasien untuk memberikan semangat.

Di hari pertama baksos, Robert berbincang dengan seorang pasien bernama Suparmi (60 tahun). Wanita yang duduk di kursi roda tersebut mengaku sejak bulan November 2023 kedua matanya tidak bisa melihat.
Sehari setelah operasi, perban yang menutup mata Suparmi dibuka dan ia kembali bisa melihat dengan jelas. Suparmi pun menangis terisak sambil menciumi tangan Robert seraya menyampaikan terimakasihnya.

Pasien lainnya yaitu Imam Supangat mengaku mata kanannya sudah tak bisa melihat selama 3 tahun dan setahun belakangan ini mata kirinya hanya bisa melihat samar-samar sejauh 20- 30 cm. Kepada Robert ia mengaku yang pertama ingin dilihatnya setelah buka perban adalah wajah anaknya.
Ketika keesokan harinya buka perban dan ia kembali bisa melihat, ia pun tak bisa berhenti menangis. Robert pun tak kuasa menahan haru melihat hal tersebut. “Hati saya hangat melihat mereka kembali bisa melihat,” kata Robert.
Ia menjelaskan, setiap tahunnya secara umum sekitar 250.000 – 300.000 orang membutuhkan operasi katarak. Sedangkan yang bisa ditangani oleh dokter adalah 150.000 mata. Jadi ada gap 100.000. Angka yang cukup besar tentunya.

Robert Njo secara tulus mengungkapkan terimakasihnya kepada para dokter, paramedis, relawan, donator dan juga Babinsa setempat. “Tanpa mereka, kami tidak bisa melakukan kerja besar ini,” ujar Robert.
Saat ini menurutnya, banyak penyakit katarak yang diderita oleh warga tidak mampu dan perlu segera ditangani. Untuk itu ia berharap jika ada pihak yang mau melakukan kerja mulia dengan mengadakan baksos skala besar (minimal 200 pasien), dapat menghubungi ANV Indonesia di 0812 6088 388 (Elwi Jono).
Peran Unik Babinsa
Dijelaskan Robert, umumnya sebulan jelang pelaksanaan baksos operasi katarak, panitia telah melakukan penjaringan pasien katarak.
Penjaringan dilakukan langsung ke masyarakat salah satunya dilakukan oleh Babinsa yang telah dibekali pengetahuan mengenali gejala katarak.

Karena itu 70 – 80 % pasien yang dibawa dan didaftarkan Babinsa kepada panitia dan kemudian diperiksa dokter mata, umumnya adalah positif pasien katarak. Hal ini tentunya sangat membantu kerja panitia. “Babinsa menjadi ujung tombak kerja panitia dalam menjaring pasien,” kata Robert.
Setelah sukses dengan baksos di Madiun ini, A New Vision akan mengadakan baksos di Kamboja untuk 500 pasien pada 27 April – 1 Mei 2023 serta pada akhir Juli di Magelang untuk 1.000 – 2.000 pasien.
A New Vision Indonesia
A New Vision atau ANV berdiri pada tahun 2010. Sejak 2010 hingga saat ini ANV telah berhasil mengoperasi sekitar 35.000 mata.
Pada 13 September 2020, ANV di Indonesia telah terintegrasi menjadi Yayasan A New Vision Indonesia (ANV Indonesia), dan Robert Njo dipercaya menjadi Ketua Yayasan.
Dijelaskan Robert Njo, ANV Indonesia bertujuan untuk mengurangi kebutaan katarak karena lebih dari 8 juta penduduk Indonesia menderita gangguan penglihatan (tertinggi di dunia menurut persentase jumlah penduduk), dimana 1,6 juta diantaranya adalah buta katarak.
“ANV Indonesia berfokus pada operas katarak high volume untuk masyarakat pra sejahtera dengan tetap mempertahankan kualitas operasi setara dengan rumah sakit mata dan dikerjakan oleh dokter spesialis mata senior,” kata Robert.

Sampai saat ini menurut Robert, ANV Indonesia telah melakukan baksos di sejumlah kota seperti Medan, Padang Sidempuan, Padang, Nias, Kalimantan, Serang, Magelang, Purwekerto, Malang, Jombang, Surabaya, Ambon, Ternate dan Lombok. Operasi terbanyak di Magelang – Purwokerto yakni 2.883 mata lebih (selama 1 minggu).

Dikatakan pula oleh Robert, selain melakukan operasi, ANV Indonesia juga melakukan pemeriksaan mata (screening) untuk kurang lebih 75.000 mata dan pembagian lebih dari 5.000 kacamata baca. Serta melakukan pelatihan pengetahuan dasar penyakit mata kepada 11.000 lebih tenaga puskesmas, babinsa, bidan dan tokoh masyarakat.
Selain itu ANV Indonesia juga telah mengirimkan 4 dokter dan lebih dari 15 perawat media untuk mendapatkan pelatihan di Tilganga Institute of Ophthalmology, Nepal. lus