Friday, 24 March 2023

Friday, 24 March 2023

Baksos Skala Besar Di Madiun, 300 Pasien Berhasil Jalani Operasi Katarak Gratis

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyerahkan cenderamata kepada Pehimpunan INTI

Yayasan A New Vision Indonesia dan Mabes TNI  bekerjasama dengan Perhimpunan INTI, Perkumpulan Marga Huang Indonesia, Paguyuban Meizhou Indonesia, Perkumpulan Sosial Marga Wijaya Jatim,  Optik Tunggal serta didukung sejumlah donatur mengadakan operasi katarak gratis untuk 300 pasien di RSUD Caruban, Madiun, Jawa Timur pada Kamis (9/3) hingga Minggu (12/3).

Kerja besar yang mulia ini melibatkan  12 dokter (dokter mata dan dokter anestesi) serta  50 paramedis dan relawan.

Panglima TNI  Laksamana TNI Yudo Margono meneteskan obat mata kepada pasien katarak

Pada  Sabtu (11/3), Panglima TNI  Laksamana TNI Yudo Margono didampingi sejumlah tokoh diantaranya Teddy Sugianto (Ketua Umum Perhimpunan INTI),   dr Indra Wahidin (Ketua Harian Perhimpunan INTI), dan  Robert Njo (Ketua ANV Indonesia)   meninjau pelaksanaan operasi katarak serta buka perban bagi pasien operasi katarak.

Kehadiran Panglima TNI disambut gembira  oleh para pasien  katarak yang berasal dari wilayah Madiun tersebut.  Pada kegiatan itu para pasien   juga menerima bantuan berupa paket sembako.

Panglima TNI  Laksamana TNI Yudo Margono berbincang dengan pasien katarak.

Sejumlah tokoh yang turut hadir diantaranya  Pangdam V/BRW Mayjen TNI Farid Makruf, Danlantamal V Surabaya Laksma TNI Supardi, Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Deni Rejeki, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, serta  Walikota Madiun H. Maidi.

Tangis Haru Pasien Katarak

Selama empat hari pelaksanaan, Robert Njo selaku Ketua ANV Indonesia serta sejumlah tokoh senantiasa berada di lokasi baksos untuk melihat secara langsung dan mendampingi para pasien katarak.

Robert senantiasa berkeliling dan menyapa para pasien untuk memberikan semangat.

Teddy Sugianto, Indra Wahidin dan Robert Njo di lokasi baksos.

Di hari pertama baksos, Robert berbincang dengan  seorang pasien bernama Suparmi (60 tahun). Wanita yang duduk di kursi roda tersebut mengaku sejak bulan November 2023  kedua matanya tidak bisa melihat.   

Sehari setelah operasi, perban yang menutup mata Suparmi dibuka dan ia kembali bisa melihat dengan jelas.  Suparmi pun menangis terisak sambil menciumi tangan Robert seraya menyampaikan terimakasihnya.

Robert Njo dengan pasien katarak.

Pasien lainnya yaitu Imam Supangat mengaku  mata kanannya sudah tak bisa melihat selama 3 tahun dan setahun belakangan ini mata kirinya hanya bisa melihat samar-samar sejauh 20- 30 cm.  Kepada Robert ia mengaku yang pertama ingin dilihatnya setelah buka perban adalah wajah anaknya.

Ketika keesokan harinya buka perban dan ia kembali bisa melihat, ia pun tak bisa berhenti menangis.  Robert pun  tak kuasa menahan haru melihat hal tersebut.    “Hati saya hangat melihat mereka kembali bisa melihat,” kata Robert.

Ia menjelaskan, setiap tahunnya secara umum sekitar 250.000 – 300.000 orang membutuhkan  operasi  katarak. Sedangkan yang bisa ditangani oleh dokter adalah 150.000 mata. Jadi ada gap 100.000.  Angka yang cukup besar tentunya.

Suparmi menciumi tangan Robert Njo ketika bisa melihat kembali setelah operasi.

Robert Njo secara tulus mengungkapkan terimakasihnya kepada para dokter, paramedis, relawan, donator dan juga Babinsa setempat. “Tanpa mereka, kami tidak bisa melakukan kerja besar ini,” ujar Robert.

Saat ini menurutnya, banyak penyakit katarak yang diderita oleh warga tidak mampu dan  perlu segera ditangani. Untuk itu ia berharap jika ada pihak yang mau melakukan kerja mulia dengan mengadakan baksos skala besar (minimal 200 pasien), dapat menghubungi ANV Indonesia di 0812 6088 388 (Elwi Jono).

Peran Unik Babinsa

Dijelaskan Robert, umumnya sebulan jelang pelaksanaan baksos operasi katarak, panitia telah melakukan penjaringan pasien katarak.

Penjaringan dilakukan langsung ke masyarakat  salah satunya dilakukan oleh Babinsa yang telah dibekali pengetahuan mengenali gejala katarak.

Tim Perhimpunan INTI berfoto bersama.

Karena itu 70 – 80 % pasien  yang dibawa dan didaftarkan Babinsa kepada panitia dan kemudian diperiksa dokter mata,  umumnya adalah positif  pasien katarak. Hal ini tentunya sangat membantu kerja panitia.  “Babinsa menjadi ujung tombak kerja panitia dalam menjaring pasien,” kata Robert.

Setelah sukses dengan baksos di Madiun ini, A New Vision  akan mengadakan baksos di Kamboja untuk 500 pasien pada 27  April – 1 Mei 2023 serta  pada akhir Juli di Magelang untuk 1.000 – 2.000 pasien.

A New Vision Indonesia

A New Vision atau ANV berdiri pada tahun 2010.  Sejak 2010 hingga saat ini  ANV telah berhasil mengoperasi sekitar  35.000 mata.

Pada 13 September  2020, ANV di Indonesia  telah terintegrasi menjadi Yayasan A New Vision Indonesia (ANV Indonesia), dan   Robert Njo dipercaya menjadi Ketua Yayasan.

Dijelaskan Robert Njo, ANV  Indonesia bertujuan untuk mengurangi kebutaan katarak karena  lebih dari 8 juta penduduk Indonesia menderita gangguan penglihatan (tertinggi di dunia menurut persentase jumlah penduduk), dimana  1,6 juta diantaranya  adalah buta katarak.

 “ANV Indonesia berfokus pada operas katarak high volume untuk masyarakat pra sejahtera dengan tetap mempertahankan kualitas operasi  setara dengan rumah sakit mata dan dikerjakan  oleh dokter spesialis mata senior,” kata Robert.

Pasien katarak yang telah selesai menjalani operasi.

Sampai saat ini menurut Robert,  ANV Indonesia telah melakukan baksos di sejumlah kota seperti Medan, Padang Sidempuan, Padang, Nias,  Kalimantan, Serang, Magelang, Purwekerto, Malang, Jombang, Surabaya, Ambon, Ternate dan Lombok. Operasi terbanyak di Magelang – Purwokerto yakni 2.883 mata lebih (selama 1 minggu).

Pasien katarak duduk dengan tertib menunggu giliran diperiksa.

Dikatakan pula oleh Robert, selain  melakukan operasi, ANV Indonesia  juga melakukan pemeriksaan mata (screening) untuk  kurang lebih 75.000 mata dan pembagian lebih dari 5.000 kacamata baca.  Serta melakukan pelatihan pengetahuan dasar penyakit mata kepada 11.000 lebih tenaga puskesmas, babinsa, bidan dan tokoh masyarakat.

Selain itu ANV Indonesia juga telah mengirimkan 4  dokter dan lebih dari 15 perawat media untuk mendapatkan pelatihan di Tilganga Institute of Ophthalmology, Nepal. lus

Sukris Priatmo

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media