Friday, 29 March 2024

Search

Friday, 29 March 2024

Search

Ahli Sarankan Ibu Hamil Jangan Minum dari Botol Plastik, Ini Bahayanya

JAKARTA(IM) — Para ahli merekomendasikan minum dari botol kaca atau logam untuk para ibu hamil (bumil). Ini dikarenakan meningkatnya kekhawatiran partikel mikroplastik yang dapat merusak kesehatan bumil bahkan janin.

Seorang ahli histologi dan embriologi di University of Rome Tor Vergata, Italia, Dr Luisa Campagnolo, memperingatkan ada banyak bukti bahwa mikroplastik dan nanoplastik berakhir di jaringan manusia. Studi sebelumnya juga menunjukkan partikel mikroskopis dapat berakhir di aliran darah manusia dan bahkan plasenta.

Tetapi sebuah studi baru pada tikus yang dipresentasikan pada konferensi tahunan American Association for the Advancement of Science, menunjukkan plastik yang tertelan dapat berakhir di organ janin itu sendiri. “Ada indikasi bahwa kemungkinan besar janin menjadi target partikel plastik, karena plasentanya,” kata Dr Campagnolo.

Penelitian sebelumnya menyebutkan partikel plastik yang menembus jaringan manusia dapat memengaruhi produksi hormon tertentu, dan karenanya dapat mengganggu proses biologis.

Dan sementara penelitian tentang efek partikel plastik pada kesehatan manusia masih dalam tahap awal. “Penting untuk tidak langsung mengambil kesimpulan tentang potensi bahayanya, ada langkah sederhana yang dapat diambil untuk melindungi diri,” kata dia.

Botol plastik sekali pakai dapat mengeluarkan kotoran, terutama saat terkena sinar matahari, yang kemudian dipakai minum. Ia menyarankan sebaiknya menghindari plastik untuk wadah makanan, seperti gunakanlah wadah kaca dalam oven microwave.

Seorang ahli nanosains dan bioteknologi lingkungan di Rutgers University, New Jersey, Amerika Serikat, Dr Philip Demokritou, mengatakan temuan terbaru dari studi yang diterbitkan bulan lalu di jurnal Nanomaterials pada hewan pengerat dan ini sangat mengkhawatirkan.

“Dari perut hewan hamil, 24 jam kemudian kami menemukan mikroplastik dan nanoplastik di plasenta. Lebih penting lagi, kami menemukan itu di setiap organ janin, yang menunjukkan potensi efek perkembangan,” papar Dr Demokritou.

Ia menyerukan lebih banyak penelitian untuk memahami implan partikel plastik pada kesehatan manusia, dan memperbarui upaya untuk mendaur ulang bahan atau beralih ke alternatif yang lebih mudah terurai.

“Saya tidak ingin menakut-nakuti orang tetapi ini adalah kontaminan yang muncul dan kami memiliki banyak hal yang tidak diketahui dalam hal risikonya,” kata dia.

Setiap orang mengkonsumsi kira-kira 5g mikro dan nanoplastik per pekan. Itu setara dengan kartu kredit masuk ke perut setiap pekan. Kita tidak bisa kembali ke Zaman Batu, tapi sebagai manusia kita perlu menjadi lebih pintar, menganut konsep berkelanjutan, untuk menghindari krisis seperti ini.

Frans C. Gultom

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media