Thursday, 28 March 2024

Search

Thursday, 28 March 2024

Search

Transaksi Digital Banking Tembus Rp4.332,1 Triliun Pada Februari

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Februari 2023 tercatat tumbuh tinggi 31,14% (yoy) mencapai Rp35,7 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menilai transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat dalam mendorong kegiatan ekonomi.

Perkembangan ini ditopang kegiatan ekonomi digital yang makin luas, sistem pembayaran digital yang makin mudah sejalan dukungan sistem pembayaran BI yang lancar dan andal, serta digital banking yang naik pesat.

“Sementara itu, nilai transaksi digital banking meningkat 28,35% (yoy) menjadi Rp4.332,1 triliun,” kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (16/3).

Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit juga naik 9,61% (yoy) menjadi Rp654,9 triliun. Sementara, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Februari 2023 meningkat 2,71% (yoy) mencapai Rp905,4 triliun. “Bank Indonesia memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar perry.

BI juga optimis pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,5-5,3% di tahun ini. Perry mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tetap kuat didorong peningkatan permintaan domestik dan ekspor. “Konsumsi rumah tangga diprakirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen,” ujar Perry.

Selain itu, dia mengatakan sisi investasi juga solid ditopang penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA). Prospek permintaan domestik yang meningkat juga dipengaruhi dampak lanjutan perbaikan ekspor. “Ekspor barang dan jasa diprakirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya seiring perbaikan prospek ekonomi global,” ucap Perry.

Dia menjelaskan, perkembangan hingga Februari 2023 menunjukkan ekspor non migas Indonesia tumbuh tinggi, termasuk dari peningkatan ekspor batu bara, bijih logam, dan crude palm oil (CPO) ke RRT. Selain itu, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara diprakirakan juga meningkat.

“Cara spasial, prospek ekspor yang lebih baik mendukung prospek ekonomi di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Berdasarkan lapangan usaha, Perry menyebut bahwa prospek sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi dan pergudangan diprakirakan tumbuh kuat. “Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3%,” tandasnya.***

Vitus DP

Berita Terbaru

Baca juga:

Follow International Media